Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Ajukan 3 Raperda soal Pasar

Kompas.com - 10/08/2017, 17:31 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengajukan tiga rancangan peraturan daerah (raperda) yang berkaitan dengan perpasaran untuk dibahas DPRD DKI Jakarta. Tiga raperda tersebut masing-masing tentang perpasaran, PD Pasar Jaya, serta pengelolaan dan pengembangan usaha PD Pasar Jaya.

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyampaikan pokok-pokok diajukannya tiga raperda tersebut dalam rapat paripurna DPRD DKI Jakarta, Kamis (10/8/2017). Djarot berharap DPRD DKI Jakarta segera membahas ketiga raperda itu dan mengesahkannya menjadi perda.

Seusai rapat paripurna tersebut, Djarot menjelaskan bahwa raperda tentang perpasaran diajukan untuk mengantisipasi persaingan para pelaku usaha, baik pengusaha mikro, kecil, hingga kelas atas.

"Kita sedang alami liberalisasi ekonomi. Kalau ini dibiarkan, maka akan terjadi persaingan yang tidak sehat antara yang besar dengan yang kecil serta menengah," kata Djarot.

Menurut Djarot, pemerintah harus hadir untuk mengatur agar pengusaha kecil bisa bersaing secara sehat dengan pengusaha kelas atas.

Lihat juga: Direktur Utama Sebut PD Pasar Jaya Perlu Direformasi

Soal raperda PD Pasar Jaya, Pemprov DKI ingin memiliki aturan terkait revitalisasi usaha dan reorganisasi PD Pasar Jaya untuk meningkatkan kinerja, eflsiensi, dan efektivitas pengelolaan dan pengembangan pasar. Ke depan, cara rekrutmen yang dilakukan PD Pasar Jaya harus terus diperbaiki.

"Rekrutmen harus dilakukan secara terbuka, kompetitif, sehingga kami akan dapatkan sumber daya manusia yang betul-betul profesional," kata dia.

Djarot mengatakan, jajaran direksi dan komisaris PD Pasar Jaya saat ini sudah profesional. Hal itu dibuktikan dengan kebijakan PD Pasar Jaya bersama BUMD lainnya untuk menjaga stabilisasi harga pangan selama bulan Ramadhan dan Lebaran 2017.

Raperda yang terakhir yakni tentang pengelolaan dan pengembangan usaha PD Pasar Jaya. Raperda ini berkaitan dengan pengelolaan pasar. Pasar di Jakarta akan terintergrasi dengan permukiman dan moda transportasi umum.

"Belum lagi area pasar yang berdekatan dengan jalur MRT atau LRT, itu akan jadi TOD (transit oriented development), maka perlu dikelola," kata Djarot.

Baca juga: Minimalisir Minimarket, DKI Bakal Revisi Perda Perpasaran Swasta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com