Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pura-pura Buang Air Kecil lalu Mencoba Kabur, Pengedar Sabu Ditembak

Kompas.com - 03/09/2017, 19:03 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengedar narkotika berinsial AM, tewas ditembak polisi di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan pada Sabtu (2/9/2017) dini hari.

AM ditembak saat berpura-pura ingin buang air kecil sebagai upaya melarikan diri. Demikian disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.

Argo menambahkan, tewasnya AM bermula saat Direktorat Reserse Narkoba mendapat informasi dari masyarakat terkait transaksi narkotika di sekitar Pancoran.

"Dia akan melakukan delivery," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Minggu (3/9/2017).

Polisi yang sudah mengintai membekuk AM dan menyita 100 gram sabu dari pria itu. AM kemudian dibawa ke tempat tinggalnya. Di sana polisi menemukan 1.500 butir ekstasi dan sabu seberat 900 gram.

Baca: Jadi Pengedar Sabu, Seorang Oknum Polisi Dipastikan Dipecat

Setelah penggeledahan, penyidik langsung membawa AM ke Mapolda Metro Jaya. Namun dalam perjalanan, AM berpura-pura ingin buang air kecil.

Setelah polisi berhenti dan mengantar AM ke kamar kecil, pria itu malah mendorong petugas hingga terjatuh dan berusaha merebut senjata api milik polisi.

Tak ada pilihan lain, polisi terpaksa melepaskan tembakan yang membuat AM terluka cukup serius.

"Anggota tentu tidak mau kehilangan dan akhirnya menindak tegas," ujar Argo.

Petugas mencoba menyelamatkan nyawa AM dengan membawanya ke RS Polri, Kramatjati. Namun, AM meninggal dunia dalam perjalanan akibat kehabisan darah.

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Suwondo Nainggolan menambahkan, polisi kini menyelidiki jaringan narkoba AM.

Saat ditangkap, AM mengaku jaringan peredaran narkoba yang melibatkannya dikendalikan seorang bos besar yang masih mendekam di lembaga pemasyarakatan.

"Jaringan ini masih jaringan Jakarta dengan kendali dari dalam lapas," kata Suwondo.

Baca: BNN: Pengedar Sabu 300 kg di Pluit Berbeda dengan Pengedar Sabu 1 Ton

Menurut Suwondo, kuatnya dugaan keterlibatan pihak lain dan bahkan jaringan internasional dikarenakan jenis dan jumlah barang bukti narkotika yang ditemukan petugas cukup besar.

"Satu kilogram enggak mungkin pemain tunggal dan kita tidak produksi di sini. Artinya ada sumber lain ada jaringan lain. Ekstasinya juga," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com