Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angin Segar bagi Mereka yang Menolak Perluasan Area Pelarangan Sepeda Motor

Kompas.com - 05/09/2017, 07:45 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat terkait kebijakan pelarangan sepeda motor yang rencananya diperluas sampai Bundaran Senayan kini melunak. 

Bahkan, Djarot mengatakan bahwa uji coba perluasan larangan sepeda motor yang rencananya digelar pada 12 September itu belum bisa dipastikan.

Sehari sebelum pernyataan Djarot itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) menyampaikan kritik mereka terkait rencana perluasan area pelarangan sepeda motor.

Kritik ini menjadi salah satu yang dicermati Djarot. "Ada pro dan kontra, saya mendengar dan saya mencermati, termasuk dari beberapa, LBH misalnya," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (5/9/2017).

Djarot pun menyampaikan bahwa ia belum menerima hasil kajian atas kebijakan itu dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

(Baca juga: DPRD Panggil Kadishub DKI terkait Perluasan Larangan Sepeda Motor)

Kajian itu dinilainya penting sebagai dasar pembuatan keputusan nanti. Djarot mengaku tidak akan setuju jika nantinya kebijakan ini diterapkan dari pagi hingga malam.

Menurut dia, harus ada pengaturan waktu, misalnya hanya pada jam sibuk, dari pukul 06.00 WIB-10.00 WIB dan pukul 16.00 WIB-20.00 WIB.

Dia pun ingin melihat hasil kajian terlebih dahulu sebelum menentukan keputusan akhir kebijakan ini. Djarot meminta warga tidak panik dulu dengan kebijakan itu.

"Dishub itu belum memberi kajian ke kami tapi kan ramai duluan. Lucu banget, nanti yang menentukan kan saya. Kok ramai banget," ujar Djarot.

Meski demikian, kata Djarot, harus ada pengaturan kendaraan motor maupun mobil. Apalagi, di tengah pembangunan infrastruktur Jakarta yang Djarot sebut "gila-gilaan".

Oleh karena itu, penggunaan motor diatur dengan kebijakan larangan motor di area tertentu, sedangkan penggunaan mobil diatur dengan kebijakan ganjil genap.

"Ketika pembangunan sektor transportasi ini kan berjalannya kencang banget, maka perlu diatur di beberapa ruas jalan, tapi bentuk pengaturannya apakah dilarang total, perluasan itu, atau dalam opsi yang, lain itu belum disampaikan kepada saya," kata Djarot.

(Baca juga: Perluasan Larangan Sepeda Motor di Jakarta yang Menuai Kontra...)

LBH sebelumnya mengkritik kebijakan pelarangan motor ini. Direktur LBH Jakarta Alghiffari Aqsa mengatakan, beberapa studi menyebut, perluasan larangan sepeda motor tidak dapat mengatasi kemacetan.

Menurut dia, tidak ada kajian komprehensif mengenai kebijakan itu. Perluasan larangan sepeda motor juga dinilai tidak sesuai nalar.

"Ini kebijakan yang menurut kami di luar nalar. Nalar kami adalah yang menyebabkan macet justru kendaraan yang lebih besar ukurannya," kata Alghiffari.

Kompas TV Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan pelaksanaan kebijakan pembatasan sepeda motor di Jalan Protokol Jakarta akan dilakukan secara bertahap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com