Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Bisa Kita Lihat Bedanya Kali Krukut 2 Minggu Lalu dan Sekarang

Kompas.com - 15/11/2017, 18:29 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai pengerukan sungai saat ini lebih penting dilakukan ketimbang melakukan pelebaran atau normalisasi. Sebab, pengerukan tidak membutuhkan waktu lama seperti pelebaran sungai.

"Kami dalamkan dulu karena pendalaman yang bisa kami lakukan cepat. Kalau pelebaran (sungai) akan perlu waktu," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (15/11/2017).

Pengerukan sungai dilakukan di Kali Krukut.

Menurut Anies, saat ini langkah tersebut efektif karena membuat ketinggian air menjadi lebih rendah. Setelah dikeruk selama 10 hari, kedalaman Kali Krukut sudah 2 meter.

Baca juga: Lumpur hingga Fondasi Turap Dikeruk dari Kali Krukut

"Bisa kita lihat (perbedaan) bekasnya air (di Kali Krukut) dua minggu lalu dan air sekarang itu sudah jauh lebih rendah karena dikeruk," kata Anies.

Alat berat melakukan pengerukan Kali Krukut, Rabu (15/11/2017).Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Alat berat melakukan pengerukan Kali Krukut, Rabu (15/11/2017).
Pengerukan pun hanya dilakukan di bagian tengah sungai. Sebab, jika dikeruk sampai ke tepi sungai, tembok-tembok bangunan yang ada di bantaran sungai bisa retak.

Baca juga: Berkat Perintah Anies, Dua Ekskavator Bisa Keruk Lumpur Kali Krukut

Terkait Kali Krukut, ada juga bangunan di bantaran yang dibongkar karena tak memiliki izin. Bangunan-bangunan itu menghalangi alat berat masuk ke lokasi untuk mengeruk kali tersebut.

Setelah bangunan-bangunan yang melanggar itu dibongkar, Anies menyebut, alat berat baru bisa masuk ke pinggiran kali untuk memulai pengerukan.

Kompas TV Satu orang tewas di Cipete akibat terjatuh ketika memindahkan barang di rumahnya yang kebanjiran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Megapolitan
Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk di Pasar Rebo Jaktim, Warga: Kaget Lihat yang Lain Sudah Dipotong

Sapi Kurban Mengamuk di Pasar Rebo Jaktim, Warga: Kaget Lihat yang Lain Sudah Dipotong

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com