JAKARTA, KOMPAS.com - Feri Firman (50) ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya di Perumahan Poin Mas, Pancoran Mas, Depok. Saat ditemukan warga, jasad Feri telah membusuk.
Setelah dilakukan penyelidikan, Feri diketahui telah dibunuh sejak 10 Desember 2017 dan baru ditemukan 3 Januari 2018.
Rupanya, Feri dibunuh tukang pijat langganannya yang berinisial AM (20).
Alasan AM membunuh arsitek itu tergolong sepele.
AM mengaku sakit hati karena tak dipinjamkan uang. Padahal, ia sangat membutuhkan uang untuk membayar tunggakan sewa kontrakan sebesar Rp 750.000.
"Tersangka sudah kenal korban selama dua bulan, biasanya sehabis mijit, korban memberi uang Rp 100.000-Rp 200.000," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta, Minggu (7/1/2018).
Baca juga: Polisi Periksa Kejiwaan Tukang Pijat yang Bunuh Arsitek di Depok
Nico menambahkan, sebelum dibunuh, Feri sempat dipijat semalaman. Bahkan, keduanya sempat shalat subuh berjamaah.
Sambil memijit Feri, AM kerap memohon kepada arsitek yang telah menduda itu untuk dipinjami uang. Namun, usaha yang ditunjukkan AM tak digubris Feri.
Feri malah menyarankan agar keluarga AM sementara tinggal di rumahnya saja.
Sebelum dibunuh, Feri sempat mengeluarkan kata-kata yang dianggap AM melukai hatinya.
Baca juga: Tukang Pijat Pembunuh Arsitek di Depok Mengaku Menyesal
"Korban mengatakan, pelaku hanya bisa meminta-minta uang saja. Pelaku merasa tersinggung dan mengambil gunting yang langsung menusukkan ke korban," kata Nico.
Selain itu, AM memukul korban dengan kursi. Setelah dipukul berkali-kali, Feri menghembuskan nafas terakhirnya.
Mengetahui Feri tewas, AM segera keluar rumah. Ia sempat mengunci pintu rumah Feri dan membuang kuncinya di pot.
Namun, aksi keji AM terendus polisi.
Polisi mengetahui AM lah yang membunuh Feri usai memeriksa tetangga arsitek itu.