Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulan Tertib Trotoar, 25 PKL Jatinegara Diangkut Satpol PP

Kompas.com - 01/02/2018, 00:45 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Satpol PP Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur menertibkan pelanggar yang mengokupasi trotoar, Rabu (31/1/2018). Kasatpol PP Kecamatan Jatinegara Sadikin mengatakan, penertiban dalam rangka bulan tertib trotoar (BTT).

"Jatinegara memang jadi sentra bisnis. Oleh karena itu, operasi kami fokuskan di kawasan tersebut," kata Sadikin kepada awak media di Jatinegara.

Ia mengatakan, pedagang kaki lima (PKL) yang paling banyak ditertibkan karena berdagang di atas trotoar. Ada 25 PKL yang diangkut Satpol PP.

"Kami angkut fasilitas dagangannya seperti meja, kursi, dan terpal. Mereka sudah jelas menyalahi aturan karena menjadikan trotoar sebagai lapak," ujar Sadikin.

Baca juga: Sandiaga: Sopir Angkot Tanah Abang Ingin Keadilan, Sekarang Keadilan untuk PKL

Selain itu, 4 kendaraan roda dua terkena operasi cabut pentil dan 4 mobil diderek. Petugas juga menegur 15 PKL karena berdagang di atas trotoar. Pedagang yang ditegur merupakan pedagang yang menggunakan gerobak.

"Jadi, kami imbau saja. Nanti kalau sampai dua kali kami tegur tidak digubris, baru kami angkut (barang dagangannya)," katanya.

Baca juga: Bulan Tertib Trotoar Berlanjut, Puluhan Motor dan Lapak PKL di Jatinegara Ditertibkan

Berdasarkan pantauan Kompas.com, masih banyak PKL yang bandel dengan menjajakan dagangan mereka sampai mengokupasi badan trotoar. Bahkan, beberapa PKL sengaja membuat tenda.

Menurut Sadikin, para PKL memang diperbolehkan berdagang di atas trotoar Jatinegara. Namun, aturannya tidak boleh melewati garis kuning atau jalur difabel.

"Kebijakannya dari Asbang (Asisten Pembangunan), waktu itu pedagang cukup banyak sehingga mereka boleh berdagang, tetapi dengan catatan ada di belakang garis kuning," ucapnya.

Kompas TV Penertiban pedagang kaki lima selalu menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Penataan pedagang kaki lima di sejumlah titik belum optimal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com