Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Satu Arah di Depok Diklaim Mampu Mengurangi Kadar Polusi

Kompas.com - 19/02/2018, 13:00 WIB
Iwan Supriyatna,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Muhammad Idris mengatakan, berkat penerapan sistem satu arah (SSA) di beberapa titik di Kota Depok, kadar udara yang tercemar akibat polusi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor bisa diturunkan.

Idris mengatakan, pihaknya dalam hal ini telah melakukan pengujian kualitas udara di sekitar jalan-jalan yang diberlakukan satu arah seperti di Jalan Dewi Sartika, Jalan Nusantara, dan Jalan Arif Rahman Hakim.

"Sudah dilakukan juga uji udara di sekitar wilayah Depok, setelah diberlakukan SSA kadar polusinya menurun. Misalnya untuk debu, hasilnya 102,61 PPM (part per million/per sejuta bagian) standartnya 130 PPM, artinya masih jauh di bawah, lalu partikulat metter PM 10, kita 7,8, standarnya 65, masih jauh sekali, artinya udaranya sehat," kata Idris saat ditemui di kantor Wali Kota Depok, Senin (19/2/2018).

Selain menerapkan SSA, Kadis DLKH Kota Depok Eti Suryahati juga meminta agar para pengusaha yang memiliki usaha yang terletak di pinggir jalan menanam pohon untuk menyerap polusi udara.

Baca juga : Insfrastruktur Jalan di Depok Belum Rampung, Sistem Satu Arah Dianggap Jadi Solusi

"Kita minta para pengusaha yang ada di sepanjang Margonda Raya untuk wajib menanam pohon, misalnya menggunakan pot di depannya," kata Eti.

Selain meminta para pengusaha yang membuka usahanya di sepanjang Jalan Margonda Raya, pihaknya juga berupaya menanam pohon di sekitar jalan tersebut.

Baca juga : Sistem Satu Arah di Depok Kemungkinan Besar Dipermanenkan

Untuk terus memantau kadar udara yang ada di Kota Depok, pihaknya setiap enam bulan sekali melakukan pemeriksaan kadar udara untuk memastikan udara yang ada di kawasan Depok masih aman untuk dikonsumsi.

"Solusinya kita tanam pohon-pohon di sepanjang jalan Margonda Raya. Setiap enam bulan sekali kami cek kadar polutannya," ucapnya.

Kompas TV Ada Tas Mencurigakan, Jalan Margonda Ditutup
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com