DEPOK, KOMPAS.com - Belum banyak warga di sekitar Depok yang mengetahui bahwa Gereja Immanuel yang terletak di Jalan Pemuda RT 002 RW 008, Kecamatan Pancoran Mas, Depok memiliki kisah tersendiri.
Saat Kompas.com menyambangi gereja yang persis berada di pinggir jalan tersebut, memang tidak ada hiasan yang mencolok di sekitarnya. Bangunan seluas 360 meter persegi itu terlihat seperti gereja-gereja pada umumnya.
Namun, menurut Koordinator Bidang Aset Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) Ferdy Jonathans, Gereja Immanuel Depok ini berdiri sejak 1713.
Awalnya, menurut Ferdy, gereja pertama di Depok ini dibangun dengan material kayu dan bambu.
Namun, karena pelapukan, pada 1792 gereja tersebut direnovasi dan dibangun menggunakan material batu-batuan.
Hingga pada 1834 terjadi gempa berkekuatan besar yang meruntuhkan bangunan gereja.
Kemudian pada 1854 gereja ini dibangun kembali. Terakhir, gereja ini dipugar pada tahun 1998 menjadi bergaya artistik dan modern.
Di samping gereja tua itu, ada Kantor YLCC. Ferdy menceritakan, berdirinya Gereja Immanuel pun bukan tanpa alasan.
"Gereja ini dibuat karena pada saat itu, 12 keluarga budak yang dimerdekakan Cornelis Chastelein setiap beribadah selalu ke gereja yang ada di Jakarta. Chastelein merasa iba, jadilah dibuat gereja di sini," kata Ferdy.
Baca juga : Gedung Tua Berusia 305 Tahun di Depok Bisa Disewa Rp 2 Juta Sehari
Cornelis Chastelein adalah warga Belanda yang tiba di Batavia pada 16 Agustus 1675 kemudian bekerja pada Pemerintahan VOC.
Chastelein memiliki 200-an budak yang berasal dari 12 keluarga atau marga. Adapun 12 marga itu diantaranya Soedira, Loen, Bacas, Ishak, Leander, Laurens, Jonathans, Tholense, Samuel, Joseph, Jakob, dan Zadokh.
Sebelum wafat, Chastelein yang memiliki lahan kekuasaan seluas 1.244 hektar itu mewariskan aset-asetnya untuk dikelola oleh 12 marga budak yang dibebaskannya tersebut.
"Mijne uyterste wille en intentie strijdende, die is om daar een fraaie christen bevolkinge mettertijt van te doen groeyen" (Kehendakoe ijaitoe sopaja atas tanah-tanah itoe timboel soewatoe perhimpoenan masehi jang indah).
Baca juga : Melihat Tiang Telepon Peninggalan Belanda Tahun 1900 di Depok
Setelah Chastelein meninggal, bangunan yang ada di sekitar Gedung YLCC yang awalnya merupakan sebuah pastori atau tempat bekerja dan rumah bagi para pendeta itu dikelola para keturunan anak buahnya dengan membentuk YLCC.
Organisasi ini didirikan tahun 1952 untuk mengenang jasa-jasa Chastelein, mengoordinasikan turunan 12 bekas anak buahnya, dan merawat aset-aset tanah warisan Chastelein dan bukti-bukti peninggalan bersejarah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.