Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kondisi Gereja Peninggalan Belanda di Depok

Kompas.com - 02/03/2018, 05:07 WIB
Iwan Supriyatna,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Belum banyak warga di sekitar Depok yang mengetahui bahwa Gereja Immanuel yang terletak di Jalan Pemuda RT 002 RW 008, Kecamatan Pancoran Mas, Depok memiliki kisah tersendiri.

Saat Kompas.com menyambangi gereja yang persis berada di pinggir jalan tersebut, memang tidak ada hiasan yang mencolok di sekitarnya. Bangunan seluas 360 meter persegi itu terlihat seperti gereja-gereja pada umumnya.

Namun, menurut Koordinator Bidang Aset Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) Ferdy Jonathans, Gereja Immanuel Depok ini berdiri sejak 1713.

Awalnya, menurut Ferdy, gereja pertama di Depok ini dibangun dengan material kayu dan bambu.

Namun, karena pelapukan, pada 1792 gereja tersebut direnovasi dan dibangun menggunakan material batu-batuan.

Hingga pada 1834 terjadi gempa berkekuatan besar yang meruntuhkan bangunan gereja.

Kemudian pada 1854 gereja ini dibangun kembali. Terakhir, gereja ini dipugar pada tahun 1998 menjadi bergaya artistik dan modern.

Di samping gereja tua itu, ada Kantor YLCC. Ferdy menceritakan, berdirinya Gereja Immanuel pun bukan tanpa alasan.

"Gereja ini dibuat karena pada saat itu, 12 keluarga budak yang dimerdekakan Cornelis Chastelein setiap beribadah selalu ke gereja yang ada di Jakarta. Chastelein merasa iba, jadilah dibuat gereja di sini," kata Ferdy.

Baca juga : Gedung Tua Berusia 305 Tahun di Depok Bisa Disewa Rp 2 Juta Sehari

Cornelis Chastelein adalah warga Belanda yang tiba di Batavia pada 16 Agustus 1675 kemudian bekerja pada Pemerintahan VOC.

Chastelein memiliki 200-an budak yang berasal dari 12 keluarga atau marga. Adapun 12 marga itu diantaranya Soedira, Loen, Bacas, Ishak, Leander, Laurens, Jonathans, Tholense, Samuel, Joseph, Jakob, dan Zadokh.

Sebelum wafat, Chastelein yang memiliki lahan kekuasaan seluas 1.244 hektar itu mewariskan aset-asetnya untuk dikelola oleh 12 marga budak yang dibebaskannya tersebut.

Gereka Immanuel Depok di Jalan Pemuda RT 002 RW 008, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Rabu (28/2/2018).KOMPAS.com/IWAN SUPRIYATNA Gereka Immanuel Depok di Jalan Pemuda RT 002 RW 008, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Rabu (28/2/2018).
Sebagai bukti peninggalannya, di tembok bangunan Kantor YLCC terdapat wasiat atau pesan Cornelis Chastelein yang dikeluarkan pada 13 Maret 1714.

"Mijne uyterste wille en intentie strijdende, die is om daar een fraaie christen bevolkinge mettertijt van te doen groeyen" (Kehendakoe ijaitoe sopaja atas tanah-tanah itoe timboel soewatoe perhimpoenan masehi jang indah).

Baca juga : Melihat Tiang Telepon Peninggalan Belanda Tahun 1900 di Depok

Setelah Chastelein meninggal, bangunan yang ada di sekitar Gedung YLCC yang awalnya merupakan sebuah pastori atau tempat bekerja dan rumah bagi para pendeta itu dikelola para keturunan anak buahnya dengan membentuk YLCC.

Organisasi ini didirikan tahun 1952 untuk mengenang jasa-jasa Chastelein, mengoordinasikan turunan 12 bekas anak buahnya, dan merawat aset-aset tanah warisan Chastelein dan bukti-bukti peninggalan bersejarah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com