Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda dengan FA, 2 Anak Adopsi Mengaku Ingin Kembali Bertemu CW

Kompas.com - 14/03/2018, 19:33 WIB
David Oliver Purba,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Panti Sosial Marsudi Putra Handayani (PSMPH) Neneng Haryani mengatakan, 2 dari 5 anak adopsi CW (60) mengaku ingin kembali bertemu perempuan paruh baya tersebut.

"Memang yang perempuan dan satu lagi, si SA. Mereka bilang, 'Bisa enggak, ya, kami balik lagi ke sana'," ujar Neneng saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/3/2018).

Kepada Neneng, 2 anak adopsi itu merasa CW merupakan sosok penting untuk mereka.

Baca juga: Seorang Pria Pernah Mendatangi Panti untuk Menemui 5 Anak Adopsi CW

Anak-anak tersebut telah diadopsi CW sejak kecil.

Kedua anak tersebut merasa tidak pernah sekalipun diperlakukan kasar.

Mereka menganggap pantas menerima hukuman jika berbuat salah. 

Baca juga: Polisi Sebut CW Sakit sehingga Belum Dimintai Keterangan

"Jadi mereka merasa Ibu CW ini positif untuk mereka. Mereka dihukum untuk penerapan disiplin," katanya.

Namun, satu anak berinisial FA enggan bertemu CW karena merasa diperlakukan berbeda dengan keempat anak lainnya.

Bahkan, FA mengaku pernah mendapat tindak kekerasan dari CW.

Baca juga: KPAI Sebut CW Pernah Kembali Ajukan Hak Adopsi Kelima Anak

FA juga mengaku pernah disuruh tidur di kamar mandi hotel dan makan makanan basi. Hal itu yang membuat FA kabur dari hotel tempat CW dan keempat anak lainnya tinggal.

"Nah, yang kabur ini berbeda, sering dibilang enggak tahu diri. Anak yang kabur ini enggak mau lagi ke sana, tetapi dia berterima kasih karena dididik (dirawat) sejak bayi oleh CW," ujar Neneng. 

Sementara dua anak lainnya, kata Neneng, tidak terlalu terbuka. 

Baca juga: KPAI Gandeng Kemensos Cari Orangtua Anak-anak yang Diadopsi CW

Sebelumnya, Y, seorang warga melaporkan CW yang diduga mengeksploitasi anak kepada polisi.

Y mengetahui hal tersebut dari FA, salah satu anak adopsi yang kabur dari hotel karena tidak senang dengan perlakuan CW.

Polisi memeriksa hotel yang dimaksud.

Baca juga: KPAI: CW ke Singapura, 2 Anak Ditinggal di Hotel dan Dikunci dari Luar

Hasilnya, CW dan keempat anak lainnya ditemukan di sebuah kamar hotel.

Berdasarkan informasi, CW dan kelima anak adopsinya 10 tahun berpindah-pindah hotel.

CW menghabiskan Rp 3 juta per hari untuk sewa kamar hotel. Saat diperiksa CW tidak memiliki dokumen resmi untuk mengadopsi kelima anak tersebut.

Kompas TV Adopsi dalam Islam - Cerita Hati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com