Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detergen Rumah Tangga Bikin Perairan Marunda Tercemar

Kompas.com - 26/03/2018, 08:54 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Perairan Kanal Banjir Timur (KBT) di kawasan Marunda dipenuhi busa lima tahun terakhir. Perairan yang penuh busa menjadi pemandangan sehari-hari warga di sana.

Pada Jumat (23/3/2018) sore lalu, misalnya, busa memenuhi KBT selepas Pintu Air Weir 3 Marunda.

Kini diketahui busa-busa tersebut berasal dari limbah detergen rumah tangga.

"Ditemukan di sana banyak sekali limbah detergen. Detergen ini ketika diteliti lebih jauh kebanyakan justru dari limbah rumah tangga karena di sekitar-sekitar situ, dari pantauan sementara, belum ditemukan daerah industri," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kawasan Danau Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (24/3/2018).

Air di KBT di Marunda tercemar detergen karena belum ada sistem pengolahan air limbah atau sewerage system di kawasan tersebut. Saluran air hujan masih menyatu dengan saluran air limbah yang dialirkan ke KBT.

Baca juga: Ada Lautan Busa di Marunda, Warga Diimbau Tak Pakai Detergen Berlebihan

Saat ini, sewerage system di Jakarta belum ideal. Jakarta baru memiliki satu sewerage system di Waduk Setiabudi yang dikelola PD PAL Jaya. Perusahaan itu baru akan mengembangkan sistem tersebut di 15 zona, termasuk Marunda.

Masterplan pengembangan sewerage system di Jakarta sudah ada sejak 2012. Pengembangan sewerage system itu membutuhkan waktu sangat lama, bisa sampai 20 tahun.

Solusi dari Pemprov

Pemprov DKI tidak akan menggunakan bahan kimia untuk menghilangkan buih atau lautan busa di KBT Marunda. Sebab, hal itu hanya tidak menyelesaikan masalah yang sebenarnya karena kawasan itu akan tetap tercemar.

Baca juga: Arahan Pak Gubernur, Jangan Gunakan Chemical untuk Busa di Marunda karena Kamuflase Saja

Pemprov DKI akan membangun sistem pengolahan air limbah atau sewerage system di 15 zona, termasuk di Marunda itu. Dengan adanya sewerage system, saluran air limbah akan dipisahkan dengan saluran air hujan yang bermuara ke kanal-kanal.

"Sewerage system terdiri dari centralized treatment plan, pengolah terpusatnya, dan jaringan air limbah yang menghubungkan rumah-rumah ke sewerage treatment plan itu," ucap Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno akan bertemu dengan asosiasi pengusaha laundry pada pekan ini untuk menyosialisasikan penggunaan detergen di permukiman warga.

Sandiaga juga akan membahas limbah air cucian. Sandiaga mengatakan, seharusnya limbah tersebut bisa diolah kembali agar tidak mencemari lingkungan.

"Nanti saya akan bertemu sama asosiasi pengusaha laundry, kami coba bicara. Hari Rabu saya bertemu mereka," kata Sandiaga di Masjid At Taqwa, Jalan Sriwijaya, Sabtu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com