Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Wacana ERP untuk Roda Dua, Apa Kata Warga?

Kompas.com - 22/11/2018, 21:08 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga menyambut positif rencana penerapan kebijakan electronic road pricing (ERP) atau jalan berbayar yang tak hanya untuk mobil, tetapi juga untuk kendaraan roda dua atau sepeda motor.

Seorang pengemudi ojek online, Fikri, menilai bahwa penerapan kebijakan ERP bisa mengurangi kemacetan di ruas jalan protokol di DKI Jakarta.

Menurut dia, para pengguna kendaraan pribadi akan beralih menggunakan transportasi umum atau ojek online. Kondisi itu diharapkan bisa meningkatkan jumlah pendapatannya.

"Saya setuju banget. Pertama, jalanan bakal sepi, setidaknya enggak macetlah karena semua orang pasti keberatan buat bayar. Kedua, mereka tuh yang biasanya naik motor pribadi, mereka bakal naik (transportasi) umum atau malah (ojek) online dong," kata Fikri kepada Kompas.com, Kamis (22/11/2018).

Baca juga: ERP Diwacanakan Juga Berlaku untuk Sepeda Motor

Kendati demikian, ia meminta Pemerintah Provinsi (pemprov) DKI Jakarta mempertimbangkan tarif untuk kendaraan roda dua. Ia meminta tarif untuk mobil dan motor dibedakan.

"Kalau bisa harganya beda dong antara mobil sama motor. Kan ukurannya saja beda. Kalau harganya sama saja, ntar saya malah enggak dapat untung gara-gara buat bayar (tarif ERP)," kata Fikri.

"Oh iya sebelum diterapkan, uji coba dulu ya. Biar kita juga tau tarif segitu pas enggak sih buat warga yang punya kendaraan roda dua tapi penghasilannya pas-pasan," kata dia lagi. 

Pendapat yang sama diungkapkan pengendara roda dua bernama Regi.

Menurut dia, penerapan kebijakan ERP untuk kendaraan roda dua bisa mendorong pengendara di jalan protokol semakin tertib.

"Sebagai pengguna (kendaraan) roda dua, saya tuh sadar yang bikin semrawut di jalanan tuh ya kita. Saya lihatnya sih kalau ini diberlakukan, minimal pengendara yang bandel tuh enggak berani melintas karena takut bayar. Semoga saja yang melintas yang tertib lalu lintas saja," kata Regi.

Ia pun memilih membayar tarif ERP dibandingkan harus mencari jalur alternatif karena kondisi itu dapat menambah waktu tempuh.

"Daripada saya harus muter cari jalan lain, mending saya bayar saja. Kalau cari jalan lain tuh pasti jalannya makin jauh dan lebih lama," ujar dia.

Pendapat berbeda disampakan Riezky. Ia menolak rencana ERP untuk roda dua karena menurut dia kebijakan itu harus melalui perencanaan yang matang.

Pemprov DKI, kata dia, seharusnya mengevaluasi kebijakan terdahulu sebelum menerapkannya.

"Lebih baik evaluasi dulu kebijakan yang dulu misalnya ganjil-genap. Itu sudah sesuai belum atau malah perlu direvisi. Jangan semua harus diterapkan tetapi enggak melihat hasil evaluasinya," kata Riezky.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com