Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Datangi Polresta Depok, Korps Brimob Minta Pengeroyok Ipda Ishak Dihukum Setimpal

Kompas.com - 27/12/2018, 16:55 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Massa dari Korps Brimob Ikatan Alumni Angkatan Tahun 2000 Dikmaba Two Thousand atau DTT Korps Brimob mendatangi Kantor Polresta Depok, Rabu (26/12/2018) pukul 21.00 WIB.

Kedatangan personel Korps Brimob tersebut meminta Polresta Depok memberikan hukuman setimpal kepada lima anggota ormas daerah yang menjadi pelaku pengeroyokan anggota Brimob, Ipda Ishak.

“Kedatangan kami ke Polresta Depok menyampaikan beberapa hal, pertama saya selaku koordinator tadi intinya menyampaikan dalam penanganan kasus ini agar transparan," ujar Ketua Alumni DTT Brimob, Ipda Bahtiar Effendi, saat dihubungi wartawan, Kamis (27/12/2018).

Baca juga: Pengeroyokan Ipda Ishak Berujung Penangkapan Anggota Ormas di Depok

Bahtiar mengaku prihatin atas perlakuan anggota ormas tersebut kepada Ipda Ishak.

Menurut dia, polisi telah menegur oknum ormas tersebut baik-baik. Namun, mereka membalasnya dengan kekerasan.

“Harusnya penegak hukum 'dihormati' dan didengar penjelasannya atau penyampaiannya karena tidaklah semata-mata dia aparat dia semena-mena. Ipda Ishak sudah menyampaikannya dengan santun dan baik, namun tanggapannya seperti itu,” ujar Bahtiar.

Pihaknya pun berjanji terus mengawal proses hukum kasus pengeroyokan tersebut di Polresta Depok.

Dalam kasus ini, Ipda Ishak dikeroyok sejumlah anggota ormas yang tidak terima ditegur oleh anggota Brimob tersebut.

Baca juga: Pasca-penutupan oleh Ormas, Polisi Patroli di Jembatan Pitara

Menurut polisi, mulanya Ishak menegur anggota ormas karena kegiatan mereka yang menghimpun dana untuk korban tsunami Banten di Jalan Juanda Depok menghambat arus lalu lintas.

Para anggota ormas itu tak terima ditegur sehingga mengeroyok Ishak. Polisi menetapkan lima anggota ormas sebagai tersangka kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com