Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Penunggak Pajak Pakai Identitas Palsu, Pemprov DKI Gandeng Polisi

Kompas.com - 28/01/2019, 21:10 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) DKI Jakarta Faisal Syafruddin mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti maraknya kasus peminjaman identitas pemilik kendaraan bermotor ke Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya.

Sebab, sejauh ini pihaknya hanya mengurusi administrasi seperti permasalahan pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB).

"Akan kami laporkan ke Dirlantas tentang permasalahan yang ada peminjaman alamat palsu terhadap kepemilikan pajak kendaraan bermotor. Jadi, dia (pemilik asli) menggunakan KTP orang lain untuk membeli atau memiliki kendaraan mewah yang ada," kata Faisal di Mangga Besar, Tamansari, Jakarta Barat, Senin (28/1/2019).

Baca juga: Pemprov DKI Kejar Penunggak Pajak 24 Mobil Mewah di Jakbar

Ia mencontohkan wilayah Jakarta Barat, selama dua bulan terakhir, samsat menemukan tiga warga yang identitasnya digunakan pemilik kendaraan mewah penunggak PKB.

Pertama, warga Krukut, Ilham yang disebut memiliki Ferrari dan menunggak PKB hingga Rp 69 juta.

Kenyataanya, ia tidak memiliki kendaraan tersebut dan mengaku KTP-nya sempat hilang, diduga digunakan oknum tak bertanggung jawab.

Selanjutnya, Aliyah warga Grogol Petamburan, yang disebut menunggak PKB Porsche Cayman hingga Rp 28 juta.

Baca juga: Warga Gang Sempit Ini Kaget Ditagih Tunggakan Pajak Bentley Rp 108 Juta

Setelah ditelusuri, ternyata kendaraan tersebut adalah milik atasan suaminya yang meminjam identitas dirinya untuk membeli kendaraan di Jakarta karena berasal dari luar kota.

Terbaru, keluarga Abdul, warga Mangga Besar, Tamansari.

KTP Abdul digunakan orang tak dikenal untuk membeli mobil Marcedez Benz, Harrier, dan Bentley.

Dari tiga kendaraan tersebut, mobil Bentley tercatat menunggak PKB hingga Rp 108 juta.

Dari kejadian tersebut, Faisal berharap ke depannya tidak ada lagi kasus serupa.

Sebab, penggunaan identitas orang lain dan sampai menunggak pajak dapat merugikan orang lain.

"Kami harapkan juga pinjam meminjam KTP itu seyogyanya tidak dilakukan karena akan merugikan dari segi penerimaan (pajak) karena seharusnya menjadi tanggung jawab pemilik kendaraan. Namun, dilimpahkan ke orang lain yang justru orang lain itu tidak mengakui atau tidak merasa memiliki," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com