Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Hitungan Jam, Lebih dari 20.000 Partisipan Teken Petisi Bebaskan Dandhy Laksono

Kompas.com - 27/09/2019, 15:57 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Dukungan bagi jurnalis sekaligus sutradara Dandhy Dwi Laksono yang ditangkap polisi terus mengalir.

Untuk diketahui, Dandhy ditetapkan sebagai tersangka penyebar ujaran kebencian soal Papua melalui media sosial.

Dukungan disampaikan melalui petisi di laman change.org dengan judul "Hargai Kebebasan Berpendapat: Bebaskan Dandhy Laksono dari Seluruh Tuntutan Hukum".

Petisi tersebut dibuat Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen Indonesia Revolusi Riza Z pada Jumat (27/9/2019) dini hari.

Hingga 13 jam kemudian, tepatnya pukul 15.30 WIB, sebanyak 20.336 responden telah menandatangani petisi tersebut dari target 25.000.

Baca juga: Kuasa Hukum: Dandhy Dwi Laksono Tidak Akan Bungkam

Petisi itu menuntut agar Dandhy dibebaskan polisi, tak hanya secara fisik, tapi juga dari status hukum tersangka yang masih melekat.

Berdasarkan keterangan dalam petisi, penangkapan Dandhy dianggap bertentangan dengan kebebasan berpendapat dan berekspresi yang dijamin oleh konstitusi Indonesia. 

"Sebagai sebuah negara demokrasi, setiap warga negara berhak secara merdeka untuk menyampaikan isi gagasan di muka umum, termasuk di media sosialnya atas penangkapan ini, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mendesak polisi membebaskan Dandhy Dwi Laksono dengan segera dari segala tuntutan hukum," tulis Riza di petisi tersebut.

Tak lama setelah penangkapan Dandhy, polisi juga memboyong musisi yang juga mantan jurnalis Tempo, Ananda Badudu, dari tempat tinggalnya, Jumat dini hari.

Alasannya karena Ananda menggalang dana untuk mendukung gerakan mahasiswa melalui situs crowdfunding, kitabisa.com.

Dalam dua hari, dana yang dihimpun lebih dari Rp 100 juta, melampaui target mereka.

Baca juga: Mahasiswa Pertanyakan Penangkapan Ananda Badudu

Setelah diperiksa beberapa jam, Ananda dilepaskan dan statusnya hanya saksi.

Petisi juga digulirkan untuk Ananda setelah ditangkap polisi.

Petisi itu dibuat oleh mantan rekan satu band Ananda Badudu di Banda Neira, Rara Sekar Larasati, dengan judul "Bebaskan Ananda Badudu! #KitaBersamaAnandaBadudu".

Hingga pukul 15.30 WIB, petisi itu telah ditandatangani oleh 84.204 dari target 150.000 partisipan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com