Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Dokter Keliling Siaga di Posko Banjir GOR Cengkareng

Kompas.com - 04/01/2020, 17:42 WIB
Audia Natasha Putri,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

CENGKARENG, KOMPAS.com - Untuk menjamin kesehatan di Posko banjir GOR Cengakreng, Puskesmas Cengkareng mengirimkan lima dokter keliling untuk mengobati dan memeriksa kesehatan para pengungsi.

Ketua Karang Taruna Kecamatan Cengkareng Kusnan berujar, selain bahan makanan dan air, pengungsi juga membutuhkan fasilitas kesehatan. 

"Ada lima dokter dari Puskesmas Cengkareng yang standby setiap hari untuk mengawasi kesehatan para pengungsi yang terkena banjir," ujar Kusnan dalam wawancara di lokasi, Jumat (3/1/2020).

Kusnan menambahkan, layanan kesehatan ini mendapat respons baik dari masyarakat. 

"Semua staff kelurahan dan kecamatan Cengkareng pada turun semua membantu korban. Semuanya tersebar di seluruh posko di Cengkareng," tambahnya.

Baca juga: Pengungsi di Posko GOR Cengkareng Kekurangan Selimut dan Bahan Makanan

Kusnan menambahkan, dokter ini bertugas untuk mengontrol kesehatan serta memastikan para pengungsi sehat dari penyakit.

Ia berujar, lansia dan balita diutamakan mendapat layanan fasilitas kesehatan ini.

"Fasilitas dokter keliling ini diutamakan untuk lansia dan balita, karena mereka lebih berhak. Mereka rentan banget kena penyakit, terutama pascabanjir ini," katanya.

Kusnan menambahkan, penyakit yang diderita para lansia pun beragam, mulai dari asam urat, pegal-pegal, serta meriang, dan demam. 

"Ya kan di sini pakai AC sih. Biasanya lansia kan enggak kuat dingin-dingin, jadi sering tuh pada meriang," ucapnya.

Baca juga: Ketika Warga Kampung Duri Harus Tidur Berdempetan hingga Meriang di GOR Cengkareng

Tak hanya itu saja, para lansia ini juga sering mengalami pegal-pegal ketika harus tidur di lantai yang hanya bermodalkan matras dan selimut saja.

"Namanya lansia, mereka kan agak susah kalau harus tidur dengan posisi gini, jadi sering banget lansia tuh pegel-pegel," ujar Kusnan.

Adapun dokter-dokter ini memiliki tiga shift, yaitu pukul 08.00-11.00 WIB, pukul 13.00=17.00 WIB, dan pukul 19.00-22.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com