Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerumunan Massa Rizieq Shihab Diprediksi Tak Signifikan Picu Kenaikan Kasus Covid-19 Jakarta

Kompas.com - 17/11/2020, 15:51 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono beranggapan, rangkaian kerumunan massa pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab bisa saja menyumbang kenaikan kasus Covid-19 di Jakarta.

Namun, menurutnya, kenaikan itu tak akan begitu signifikan.

"Belum pasti. Waktu demonstrasi (UU Cipta Kerja) tidak terjadi (lonjakan)," kata Pandu ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (17/11/2020).

Alasan pertama, sebut Pandu, domisili para simpatisan Rizieq tak hanya di wilayah Jakarta, kendati kerumunan terjadi di sekitar Petamburan, Jakarta Pusat.

"Kalaupun ada (kenaikan kasus akibat kerumunan massa Rizieq), itu merata ke semua wilayah provinsi. Orang enggak tahu dari mana saja, bisa dari Tangerang, Garut, Bogor, kalau mereka terinfeksi kan mereka ketahuan terinfeksinya di daerah mereka," jelasnya.

Baca juga: Periksa Anies dan Pejabat DKI Lain soal Kerumunan Rizieq, Apa Saja yang Ditanya Polisi?

Alasan kedua, meski terlihat padat, jumlah orang yang berkerumun selama Rizieq menggelar hajatan sebetulnya kalah banyak ketimbang jumlah warga Jakarta yang berlibur saat cuti bersama akhir Oktober lalu.

Ekses cuti bersama kini mulai berdampak pada lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, termasuk Jakarta, secara cukup signifikan.

"Kemungkinan akan terjadi peningkatan kasus, tapi jika melihat jumlah kerumunannya, tidak akan sebanyak kasus cuti bersama," kata Pandu.

"Karena yang liburan itu jutaan. Jadi itu seperti mudik Lebaran, jutaan orang bepergian ke seluruh wilayah," tambah pakar biostatistika itu.

Baca juga: Imbas Pernikahan Putri Rizieq Shihab, Kepala KUA hingga Saksi Nikah Juga Dipanggil Polisi

Alasan ketiga, selama ini DKI Jakarta jadi provinsi terdepan dalam hal penanganan pandemi Covid-19, meliputi pemeriksaan yang banyak, pelacakan kontak erat, dan sistem isolasi.

Kemampuan Ibu Kota yang mumpuni dalam penanganan kasus Covid-19 membuat mata rantai penularan lebih cepat terputus.

"Kalau memang ada kenaikan (imbas kerumunan massa Rizieq), akan terdeteksi dengan lebih baik. Jakarta itu kalau ada peningkatan kasus kan untuk menghindari penularan berikutnya," jelasnya.

"Intinya, kasus Covid-19 Jakarta akan lebih banyak ditentukan oleh mobilitas penduduk dan banyaknya kegiatan masyarakat. Kalau (imbas kerumunan massa Rizieq) betul-betul akan meningkatkan kasus Covid-19, itu akan terlihat di dua minggu mendatang dan tidak hanya di Jakarta, tapi akan melebar ke tempat-tempat umatnya Rizieq," tutup Pandu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com