Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP 2020: Kebijakan Kontroversi Anies, dari Revitalisasi Monas hingga PPDB

Kompas.com - 28/12/2020, 07:20 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan yang dibuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih menjadi sorotan pada tahun 2020. 

Sorotan itu bahkan terjadi sejak awal tahun. Kebijakan yang dimaksud mulai dari revitalisasi Monas, Formula E, hingga pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Berikut sejumlah kebijakan Pemprov DKI yang mengundang banyak perhatian pada 2020:

1. Revitalisasi Monas

Salah satu kebijakan yang mengundang banyak pembicaraan adalah soal rencana revitalisasi kawasan Monumen Nasional, Menteng Jakarta Pusat.

Rencana revitalisasi Monas tersebut ramai diperbincangkan publik di media masa setelah diketahui proyek tersebut harus mengorbankan banyak pohon yang sudah tumbuh selama puluhan tahun di area tersebut.

Baca juga: Lintasan Balap Formula E Disebut Tak Bersinggungan dengan Area Proyek Revitalisasi Monas

Setidaknya ada 205 pohon yang harus disingkirkan untuk membangun kolam dan membuat beton berbentuk plaza di area selatan Monas tersebut.

Rinciannya, ada 150 pohon ukuran besar dan 55 pohon ukuran kecil dipangkas di aera itu.

Ada banyak suara yang mengkritisi, mulai dari sejarawan, hingga aktivis lingkungan yang menentang upaya Anies yang membabat ratusan pohon yang sudah puluhan tahun menjadi paru-paru Jakarta tersebut.

Salah satunya adalah sejarawan dari Universitas Indonesia, JJ Rizal yang menilai Anies salah paham soal revitalisasi Monas, terlebih untuk digunakan sebagai panggung arena balap Formula E.

"Salah paham misalnya begini. Monas itu ruang sakral, jadi di samping keamaian (Kota Jakarta), kita perlu kesunyian untuk merenung," kata JJ Rizal.

Revitalisasi Monas agar bisa dimasuki banyak acara dan kepentingan adalah sebuah kesalahan yang dilakukan oleh Anies.

"Segala kepentingan bisa masuk, mulai dari zikir bersama, ultah TNI, perayaan natal, kampanye produk biskuit (sekarang bisa di Monas) bisa di situ. Itu menurut saya, salah paham," ucap dia.

Sementara itu, Direktur Eksekutif WALHI Jakarta Tubagus Soleh Ahmadi mengatakan, revitalisasi Monas yang harus menebang ratusan pohon ddi kawasan tersebut akan merusak ekologi Jakarta.

Pasalnya Jakarta saat ini termasuk kota dengan tingkat polusi udara yang tinggi. Tapi Anies justru menghilangkan pohon-pohon yang membantu menjernihkan udara Jakarta.

Baca juga: Dispora DKI Jakarta: Balap Formula E Tak Batal tetapi Ditunda

"Kita rasakan betul kerusakan ekologis Jakarta. Kan terlihat betul, banjir dan polusi udara segala macam, dan justru Pemprov DKI menebang pohon," kata Tubagus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com