Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Direksi Transjakarta Tonton Tari Perut, Serikat Pekerja: Itu Pertemuan dengan Kami, Tak Berkaitan dengan Kecelakaan Bus

Kompas.com - 10/12/2021, 14:30 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua serikat pekerja PT Transjakarta, yakni Serikat Pekerja Dirgantara dan Transportasi Federasi Serikat Pekerja Metal indonesia (SPDT FSPMI) dan Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI), memberikan klarifikasi terkait video rekaman direksi PT Transjakarta menonton tari perut atau belly dance.

Kuasa hukum SPDT FSPMI dan SPTI Ade Darajat Martadikusuma mengatakan, pertemuan yang terekam dalam video itu bukan pertemuan antara direksi dengan operator.

"Melainkan video tersebut adalah kegiatan diskusi antara direksi dengan pengurus empat serikat pekerja transjakarta, membahas terkait permasalahan yang berkembang pada saat itu," kata Ade Darajat di Cawang, Jakarta Timur, Jumat (10/12/2021).

Baca juga: Dirut Transjakarta 2 Kali Bungkam soal Video Direksi Tonton Tari Perut

Ade Darajat menambahkan, video viral itu tidak ada kaitannya dengan kecelakaan bus transjakarta belakangan ini.

Sebab, rentang waktunya jauh. Video itu diambil pada Juli 2020 di sebuah kafe di wilayah Kemang, Jakarta Selatan.

"Kami menegaskan bahwa hal tersebut tidak ada kaitannya dengan serangkaian kejadian kecelakaan bus transjakarta yang akhir-akhir ini terjadi," kata Ade.

Baca juga: Tolak Komentar, Begini Sikap Dirut Transjakarta Ketika Ditanya Soal Video Direksi Tonton Tari Perut

Sementara itu, Direktur Utama PT Transjakarta Yana Aditya dua kali menolak berkomentar perihal beredarnya video jajaran direksi perusahaan menonton tari perut.

Isu jajaran direksi PT Transjakarta yang menonton tari perut ini mencuat setelah bus transjakarta terus mengalami kecelakaan dalam beberapa waktu terakhir.

Isu ini pertama kali diungkap oleh anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Adi Kurnia Setiadi.

Dalam rapat kerja Komisi B DPRD DKI dengan direksi PT Transjakarta, Senin (6/12/2021), Adi menyatakan bahwa ia memiliki video rekaman direksi PT Transjakarta bertemu operator bus transjakarta.

Baca juga: Duduk Perkara Video Direksi Transjakarta Tonton Tari Perut: Terjadi 1,5 Tahun Lalu, Sudah Ditegur DPRD

Adi mengatakan, dalam video yang dia miliki, direksi PT Transjakarta tampak menonton tari perut.

"Jalan-jalan direksi lengkap, bapak pergi ke kafe, bapak (menonton) belly dance (tari perut), striptis, ngobrol-ngobrol tentang perkembangan transportasi," kata Adi di depan jajaran direksi PT Transjakarta.

Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz menyatakan bahwa video tersebut adalah video lama, yakni saat PT Transjakarta masih dipimpin Dirut Jhony Tjitrokusumo.

Sebagai informasi, Jhony sudah meninggal dunia pada 3 Oktober 2021. Sebelumnya, Jhony diangkat sebagai Dirut PT Transjakarta pada 29 Mei 2020.

"Kejadian itu sudah lama, sudah setahun lebih. Satu atau dua bulan setelah dia (Jhony) diangkat (sebagai dirut)," kata Aziz saat dihubungi wartawan pada Kamis (9/12/2021).

Baca juga: Ditanya Rencana Rombak Direksi Transjakarta, Wagub DKI: Tunggu Rekomendasi KNKT

Aziz menceritakan, ia sudah pernah mendapatkan video itu dari kubu pekerja PT Transjakarta yang menjadi korban kebijakan efisiensi karyawan oleh perusahaan.

Ketika itu, memang terjadi friksi antara kubu pekerja dengan manajemen terkait kebijakan tersebut. Video itu diduga jadi alat untuk mendiskreditkan almarhum Jhony saat itu.

Aziz mengaku telah memanggil Jhony terkait video itu tahun lalu dan membahas soal video tersebut dalam sebuah rapat.

"Saya klarifikasi ke beliau, 'Pak ini sebenarnya kejadiannya bagaimana?' Beliau menjawab, 'Kami tidak sengaja, Pak, orang kami lagi makan tiba-tiba ada penampilan begitu. Saya mohon maaf, Pak, itu di luar kontrol kami, enggak terulang lagi, saya minta maaf.' Ya sudah, selesai," kata Aziz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet Buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet Buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan TikToker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com