JAKARTA, KOMPAS.com - Raut wajah Jejen Sujana (43) masih tampak lelah saat ditemui di Rumah Susun (Rusun) Pinus Elok Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (2/3/2022) sore.
Bapak lima anak itu baru saja jalan kaki dari tempat tinggalnya di Rusun Pinus Elok menuju Balai Kota DKI Jakarta di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.
Di aplikasi peta daring, jarak dari Rusun Pinus Elok menuju Balai Kota sekitar 16 kilometer.
Jejen berangkat dari tempat tinggalnya sekitar pukul 07.00 WIB dan tiba lima jam kemudian.
Ia berjalan kaki mengenakan seragam PPSU sambil membawa poster bertulisan “Berkelut Dengan Sampah Tapi Jangan Perlakukan Kami Seperti Sampah...! 4 Tahun Mengabdi Kau Campakkan Aku Begitu Saja, Apa Salahku?!! Sehingga Kau Tega Berbuat Seperti Itu. Kejam".
"Perjuangan saya capeknya empat tahun, lika-likunya seperti itu," kata Jejen saat ditemui di tempat tinggalnya, Rabu sore.
Baca juga: Riwayat Normalisasi Ciliwung: Dikebut Jokowi-Ahok, Baru Dilanjutkan Anies Jelang Lengser
Jejen awalnya bekerja sebagai petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Rawabadak Selatan, Koja, Jakarta Utara.
Ia selama empat tahun bekerja sebagai petugas PPSU. Namun, pada 31 Desember 2021, kontraknya habis dan tidak memperpanjang.
Normalnya, setiap tahun kontraknya bisa diperbarui.
"Kalau habis kontrak, kalau yang lama itu kan kami ngelamar lagi, bisa ngelamar lagi. Itu kalau yang enggak ada permasalahan, enggak ada apa-apa, ya bisa lanjut," kata Jejen.
Baca juga: Anies Dapat Dua Jempol dari Ketua Umat Hindu Jakarta untuk Maju Jadi Calon Presiden 2024
Hingga saat ini, Jejen belum mendapatkan penjelasan yang detail dari pihak Kelurahan Rawabadak Selatan.
"Saya belum tahu dari pihak kelurahan tuh saya salahnya di mana. Makanya pas saya lihat nama saya enggak ada, ya saya menanyakan ke lurah," ujar Jejen.
Suatu kali, berdasarkan penuturan Jejen, Lurah Rawabadak Selatan ogah menemui dirinya atau selalu menghindar.
Baca juga: Lokasi Vaksin Booster di Jabodetabek Maret 2022 dan Link Pendaftaran
Jejen juga sebelumnya pernah berkonsultasi dengan pihak Pemerintah Kota Jakarta Utara. Namun, ia hanya disuruh "sabar".