JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta warga Ibu Kota agar tak menggunakan air bersih secara berlebih serta tidak mengambil air tanah.
Hal ini ia nyatakan menyusul prediksi bahwa wilayah Jakarta bakal tenggelam pada 2050 karena faktor penggunaan air tanah secara terus-menerus.
"Yang paling penting, seluruh warga khususnya masyarakat kami agar juga tidak menggunakan air secara berlebihan," tegas Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (9/8/2022).
Politisi Gerindra itu turut meminta pengelola hotel atau apartemen, pemilik industri, dan perkantoran agar tak menggunakan pompa untuk mendapatkan air bersih.
Baca juga: Jakarta Terancam Tenggelam pada 2050 Akibat Eksploitasi Air Tanah
Para pihak itu diminta agar menggunakan saluran PAM untuk mendapatkan air bersih.
"Bagi industri, perkantoran, hotel, apartemen juga kami minta (agar) tidak menggunakan pompa untuk mendapatkan air bersih, tapi melalui saluran PAM yang ada," tutur Riza.
Ia mengakui bahwa penggunaan air tanah yang eksploitatif memang menjadi penyebab menurunnya muka air tanah di Jakarta.
Karena itu, Pemprov DKI melalui PAM Jaya mempercepat penyediaan air bersih di sana.
Baca juga: Kondisi Air Tanah di Jakarta Kritis, PAM Jaya Targetkan Layanan SPAM 100 Persen pada 2030
Hal ini dilakukan agar tak ada lagi pihak yang menyedot air tanah, yang bisa berimbas pada penurunan muka air tanah.
"Supaya tidak ada lagi penyedotan air tanah melalui pompa-pompa di rumah-rumah. Kami upayakan air bersih itu didapatkan melalui PAM Jaya," sebut Riza.
Program pemerintah pusat yang memindahkan Ibu Kota ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, juga disebut sebagai salah satu upaya agar Jakarta tidak tenggelam.
"Berbagai upaya dilakukan ya. Pemerintah pusat sendiri memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. (Tujuan pemindahan) di antaranya adalah mengurangi beban DKI Jakarta," paparnya.
Baca juga: Wagub DKI Sebut Berbagai Upaya Dilakukan untuk Cegah Jakarta Tenggelam pada 2050
Ia menyatakan, pemindahan ibu kota itu bakal mengurangi penurunan muka air tanah di Jakarta.
"(Pemindahan ibu kota) termasuk (mengurangi) beban adanya penurunan muka air tanah," tutur Riza.
Diberitakan sebelumnya, untuk menekan eksploitasi air tanah yang masih terjadi di Jakarta, Perumda PAM Jaya tengah menggenjot pemenuhan kebutuhan air melalui pipanisasi di Ibu Kota.