Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah PR Transjakarta di Tengah Cita-cita Berantas Macet dengan Transportasi Umum

Kompas.com - 24/02/2023, 09:36 WIB
Xena Olivia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono menyarankan masyarakat beramai-ramai menggunakan bus transjakarta sebagai salah satu opsi mengatasi kemacetan di Ibu Kota. 

“Kita bereskan macetnya. Solusinya ya, ramai-ramai naik bus transjakarta,” kata Heru di Balai kota DKI Jakarta, 22 Februari lalu.

Hal ini disampaikannya sebagai tanggapan dari penempatan peringkat Jakarta di nomor 29 sebagai yang termacet di dunia, berdasarkan lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia Tomtom International BV.

Baca juga: Buntut Pelecehan pada Penumpang, Heru Budi Minta Pengamanan di Bus Transjakarta Ditingkatkan

 

Rawan kepadatan penumpang di halte kecil

Namun nyatanya, masih banyak yang perlu dievaluasi sebelum bus transjakarta menjadi andalan warga.

Contohnya masalah halte kecil yang hanya memiliki satu mesin tap in/tap out

Kondisi ini menyebabkan rawannya kepadatan penumpang. Apalagi dengan kecil dan sempitnya ukuran halte yang berbentuk seperti koridor dengan tiga pintu keluar-masuk bus.

Ketika arus baru penumpang datang dari bus yang baru turun, penumpang pun terpaksa bergantian untuk menggunakan mesin tap in/tap out dengan penumpang yang baru hendak masuk ke dalam halte.

Saat kuantitas penumpang cukup banyak, antrean penumpang yang baru datang dengan yang sedang menunggu bus akan berdesakan.

Penumpang Transjakarta bernama Irma (39) mengaku merasa terganggu karena kepadatan tersebut.

Baca juga: Jalur Tak Steril Bikin Warga Malas Naik Transjakarta

“Kalau pagi-pagi memang sering terjadi penumpukan, keluar haltenya yang ngantre. Terasa terganggu kalau pagi-pagi, soalnya buru-buru sama waktu. Contohnya kayak di Halte RS Tarakan,” katanya kepada Kompas.com, Kamis (23/2/2023).

 

Jalur belum steril

Selain rawan kepadatan penumpang di halte yang ukurannya lebih kecil, jalur khusus bus transjakarta yang juga disebut busway masih banyak diterobos kendaraan roda dua dan empat.

Seorang pengguna rutin bus transjakarta bernama Nadhiya (20) mengatakan bahwa dia sering melihat busway diserobot oleh mobil ataupun motor.

“Jalur Transjakarta masih suka dipakai mobil-motor. Kalau di jalan pulang, dari Harmoni ke arah Citraland, jadi menghambat dan bikin macet,” katanya ketika diwawancarai di Halte Monas.

Baca juga: Kerap Antre Saat Masuk dan Keluar Halte Transjakarta, Warga: Terganggu kalau Lagi Buru-buru

Nadhiya juga mengungkapkan bahwa dirinya lebih memilih menggunakan ojek online apabila jalanan terlalu macet.

“Kalau udah macet banget, mendingan naik ojek online,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com