JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono menyarankan masyarakat beramai-ramai menggunakan bus transjakarta sebagai salah satu opsi mengatasi kemacetan di Ibu Kota.
“Kita bereskan macetnya. Solusinya ya, ramai-ramai naik bus transjakarta,” kata Heru di Balai kota DKI Jakarta, 22 Februari lalu.
Hal ini disampaikannya sebagai tanggapan dari penempatan peringkat Jakarta di nomor 29 sebagai yang termacet di dunia, berdasarkan lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia Tomtom International BV.
Baca juga: Buntut Pelecehan pada Penumpang, Heru Budi Minta Pengamanan di Bus Transjakarta Ditingkatkan
Namun nyatanya, masih banyak yang perlu dievaluasi sebelum bus transjakarta menjadi andalan warga.
Contohnya masalah halte kecil yang hanya memiliki satu mesin tap in/tap out.
Kondisi ini menyebabkan rawannya kepadatan penumpang. Apalagi dengan kecil dan sempitnya ukuran halte yang berbentuk seperti koridor dengan tiga pintu keluar-masuk bus.
Ketika arus baru penumpang datang dari bus yang baru turun, penumpang pun terpaksa bergantian untuk menggunakan mesin tap in/tap out dengan penumpang yang baru hendak masuk ke dalam halte.
Saat kuantitas penumpang cukup banyak, antrean penumpang yang baru datang dengan yang sedang menunggu bus akan berdesakan.
Penumpang Transjakarta bernama Irma (39) mengaku merasa terganggu karena kepadatan tersebut.
Baca juga: Jalur Tak Steril Bikin Warga Malas Naik Transjakarta
“Kalau pagi-pagi memang sering terjadi penumpukan, keluar haltenya yang ngantre. Terasa terganggu kalau pagi-pagi, soalnya buru-buru sama waktu. Contohnya kayak di Halte RS Tarakan,” katanya kepada Kompas.com, Kamis (23/2/2023).
Selain rawan kepadatan penumpang di halte yang ukurannya lebih kecil, jalur khusus bus transjakarta yang juga disebut busway masih banyak diterobos kendaraan roda dua dan empat.
Seorang pengguna rutin bus transjakarta bernama Nadhiya (20) mengatakan bahwa dia sering melihat busway diserobot oleh mobil ataupun motor.
“Jalur Transjakarta masih suka dipakai mobil-motor. Kalau di jalan pulang, dari Harmoni ke arah Citraland, jadi menghambat dan bikin macet,” katanya ketika diwawancarai di Halte Monas.
Baca juga: Kerap Antre Saat Masuk dan Keluar Halte Transjakarta, Warga: Terganggu kalau Lagi Buru-buru
Nadhiya juga mengungkapkan bahwa dirinya lebih memilih menggunakan ojek online apabila jalanan terlalu macet.
“Kalau udah macet banget, mendingan naik ojek online,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.