JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil Jeep Rubicon yang dikendarai Mario Dandy Satriyo (20), penganiaya D (17) di bilangan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, terbukti menggunakan pelat palsu.
Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi mengatakan, Mario sengaja menggunakan pelat palsu demi menghindari tilang elektronik atau ETLE.
"Untuk menghindari e-tilang katanya," kata Nurma saat ditanya soal motif Mario menggunakan pelat palsu, Jumat (24/2/2023).
Baca juga: Siasat Pacar Mario Dandy untuk Jebak Korban Sebelum Penganiayaan: Pura-pura Kembalikan Kartu Pelajar
Mario terbukti menggunakan pelat palsu setelah Rubicon miliknya diamankan aparat dan dia ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu (22/2/2023).
Mobil tersebut menjadi barang bukti atas kasus penganiayaan yang dilakukannya kepada D di Kompleks Grand Permata, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
"Saat terjadi tindak kekerasan terhadap anak di Kompleks Grand Permata, mobil yang digunakan tersangka dan dua saksi untuk mendatangi korban memiliki pelat nomor berbeda," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary dalam konferensi pers di kantornya, Rabu.
"Saat itu mobil Jeep Rubicon menggunakan pelat nomor B 120 DEN. Kemudian, setelah dilakukan cek fisik, nomor rangka, dan nomor mesin oleh petugas dari Direktorat Lalu Lintas, nomor polisi ini tidak sesuai dengan peruntukannya," sambung dia.
Oleh karena itu, Ade Ary tak menampik bahwa pihaknya mungkin bakal memberikan hukuman lain atas pemalsuan pelat nomor.
"Kami mengamankan pelat nomor asli B 2571 PBP yang ditemukan di dalam mobil. Kami juga telah memeriksa dan pelat tersebut sesuai dengan peruntukannya. Selanjutnya terhadap temuan ini, kami sedang melakukan pendalaman tentang dugaan pelanggaran lalu lintas, karena penggunaan nomor polisi yang tidak sesuai dengan peruntukannya," imbuh Ade Ary.
Diberitakan sebelumnya, D dianiaya oleh Mario pada 20 Februari 2023 di Kompleks Grand Permata.
Peristiwa itu berawal dari D yang memiliki persoalan dengan sang mantan kekasih berinisial A.
A sendiri kini telah berpacaran dengan Mario.
Baca juga: Selain Rekam Penganiayaan, Teman Mario Juga Panas-panasi untuk Hajar Anak Pengurus GP Ansor
Ketika D sedang berkunjung ke rumah temannya berinisial R di Kompleks Grand Permata, A menghubungi Mario untuk bersama-sama menemui D.
Pertemuan itu dalam rangka menyelesaikan persoalan A dengan D di masa lalu.
Meski awalnya D dengan Mario berbicara baik-baik, tetapi pertemuan mereka berujung pada aksi kekerasan. Mario disebut menganiaya D di depan rumah R hingga babak belur.