Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosiolog: Remaja Pelaku Kekerasan adalah Korban Tak Memadainya Pendidikan dari Orangtua

Kompas.com - 08/03/2023, 10:41 WIB
Ellyvon Pranita,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kekerasan terhadap remaja maupun dilakukan oleh remaja marak terjadi akhir-akhir ini.

Salah satu kasus kekerasan remaja yang mencuri perhatian publik adalah penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio (20), putra eks Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Selatan II Rafael Alun Trisambodo.

Mario menganiaya seorang remaja bernama David (19), sampai korban mengalami koma dan harus dirawat di rumah sakit.

Berkaca dari kasus tersebut, sosiolog Universitas Gadjah Mada AB Widyanta mengatakan bahwa para orangtua penting untuk belajar dan introspeksi diri.

Baca juga: Mario Dandy Aniaya D, Sosiolog: Bentuk Protes Hidup dan Cara Mencari Perhatian

Pria yang akrab disapa Abe itu menilai, ada peran penting orangtua yang terlewatkan, yang memicu anak-anak melakukan tindak pidana kekerasan.

Ia menambahkan, fenomena tindakan kekerasan yang dilakukan remaja akhir-akhir ini perlu mendapatkan perhatian semua orangtua dari semua lapisan masyarakat.

"Nah, saya tidak melihat bahwa anak-anak remaja ini pelaku sepenuhnya saat mereka melakukan kekerasan. Yang mesti berkaca dan kritik atas anak remaja kita melakukan seperti ini adalah orang-orangtua yang seringkali tidak memberikan ruang dan tempat kreatif," ujar Abe kepada Kompas.com, Selasa (7/3/2023).

Baca juga: Anak Pejabat Ditjen Pajak Lakukan Penganiayaan, Sosiolog: Harta Kekayaan Bisa Berpengaruh ke Tindak Kekerasan

Menurut Abe, para orangtua bertanggung jawab dan harusnya memberikan tempat tumbuh yang baik bagi anak-anak dan remaja.

"Maka mereka (para remaja) ini walaupun pelaku kekerasan, mereka ini adalah korban dari pelaku pendidikan yang tidak memadai bagi pertumbuhan mereka," tutur Abe.

"Hai orangtua se-Indonesia, intropeksilah. Orangtua di sini termasuk orangtua di famili, orangtua di sekolah (guru), dan masyarakat di sekitarnya," imbuh dia.

Saat anak tumbuh dengan perhatian dan pendidikan yang kurang dari orangtuanya, kata Abe, maka potensi mereka melakukan hal buruk demi mencari perhatian sangat mungkin terjadi.

Kurangnya perhatian dan pendidikan yang bijak dari orangtua juga kerap terjadi akibat kesibukan kedua orangtua mengejar karier dan mencari uang dari tempat bekerja.

Baca juga: Hari Ini, Polda Metro Jaya Periksa AG Pacar Mario sebagai Pelaku Kasus Penganiayaan D

Tidak hanya itu, gelimang harta kekayaan menjadi faktor ketiga yang memicu remaja melakukan tindak kekerasan terhadap orang lain, setelah gagalnya tripusat pendidikan dan pengaruh revolusi 4.0 yang tidak dikontrol dengan baik oleh remaja tersebut.

Tripusat pendidikan yang dimaksud yakni pendidikan dan perhatian dari orangtua atau keluarga di rumah, pendidikan di sekolah, dan didikan di masyarakat.

"Jadi ini kalau mau dikatakan inilah lingkaran setan bagaimana kita mendidik dalam posisi, kesesatan kita mendidik remaja-remaja kita," ucap dia.

Untuk itu, Abe mengingatkan bahwa saat ini merupakan waktu bagi para orangtua di rumah, sekolah, dan masyarakat memberikan pelajaran dan pendidikan penting atas nilai-nilai kemanusiaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com