JAKARTA, KOMPAS.com — Dua minggu jelang Lebaran 2023, seorang warga Depok bernama Shafira Maulidina (23) diajak oleh sepupunya Jihan Nabila (25) untuk berjualan kartu tunjangan hari raya (THR).
Tanpa perlu berpikir panjang, Shafira yang akrab dipanggil Fira langsung mengiyakan ajakan tersebut.
“Sepupuku, Bila, tiba-tiba tanya bisa desain kartu lebaran enggak? Tanpa mikir panjang aku langsung jawab bisa,” kata Fira saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (21/4/2023).
Baca juga: Kisah Yanto yang Awalnya Tidak Berniat Menjual Ketupat Bikinan Sendiri...
Setelah melakukan riset dan mencari referensi, Fira pun memutuskan menggunakan Spongebob sebagai tema kartu THR kali ini.
“Soalnya kartun tersebut lebih general dan well-known untuk semua kalangan,” ujar dia.
Diselubungi rasa ragu, Fira awalnya hanya mencetak sebanyak 200 kartu karena waktu produksi yang dirasa terlalu dekat dengan Lebaran.
“Kebetulan tanggal 17 April mau pulang kampung. Sementara baru mau jualan di tanggal 12. Tapi alhamdulilah, di hari pertama sudah ada dua orang yang beli,” ujar wanita kelahiran 2000 itu.
“Hari selanjutnya, langsung meledak karena FYP dan live di Tiktok (@sketja.studio). Lalu, alhamdulillah semua sold out dalam empat hari,” sambung dia.
Fira dan sepupunya memilih untuk mempromosikan kartu THR buatan mereka di Tiktok karena dianggap menjangkau kalangan yang lebih luas.
“Ibaratnya kami bisa beriklan secara gratis di platform tersebut. Sedangkan, kalau sosial media lain seperti Twitter dan Instagram kita harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk mencapai banyak kalangan,” jelas Fira.
“Kami (tetap) juga melakukan promosi lewat Twitter dan Instagram, tapi Tiktok jadi fokus utama kami,” lanjut dia.
Fira menceritakan bahwa awalnya dia mengeluarkan modal sebesar Rp 500.000 untuk mencetak 200 kartu.
Namun, lantaran permintaan konsumen melonjak, Fira dan sepupunya meningkatkan produksi dan menghabiskan modal lebih sebanyak sekitar Rp 5 juta.
“Modalnya kami gunakan untuk cetak kartu-kartu tersebut dan membeli pembungkus yang lebih sesuai. Karena yang kami jual adalah kartu, kami takut jika pembungkusnya tidak sesuai, nanti pelanggan kecewa karena ada kerusakan pada pengiriman,” papar Fira.
Setelah FYP dan viral, Fira mereproduksi kartu buatannya hingga terjual lebih dari 5.000 kartu.
Baca juga: Kisah Alek, Warga Bogor yang Merantau di Pasar Koja demi Jual Amplop Lebaran