JAKARTA, KOMPAS.com - Lupi (60) dan Bakar (77), menceritakan kisahnya saat menjadi tukang ojek sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara selama puluhan tahun.
Menurut Bakar, sebelum Covid-19, lebih dari 20 orang pekerja ojek sampan mencari uang di kawasan ini.
Namun setelah pandemi menyerang, sekarang hanya tersisa tujuh orang, termasuk dirinya dan Lupi.
"Tadinya itu di sini lebih dari 20 sampan di sini, sekarang cuma kita kita aja, ya kurang lebih bertujuh orang sekarang," ujar Bakar saat ditemui di lokasi, Rabu (26/4/2023).
Menurutnya, kebanyakan tukang ojek sampan di kawasan ini pulang ke kampung halamannya saat Covid-19 melanda.
Hal itu membuat sebagian tukang ojek sampan tidak kembali mengayuh sampan.
"Iya itu. Saat Covid-19 itu semua pulang kampung istirahat, sampan diikat. Ada yang jagain. Tiga bulan di kampung, saya akhirnya nengok lah baru akhirnya," terang Bakar.
Lupi dan Bakar merupakan salah satu tukang ojek sampan yang masih bertahan hingga kini. Mereka pun sudah menjalin pertemanan selama puluhan tahun karena satu profesi.
"Iya begitulah namanya satu kerjaan kan ya," kata Lupi.
Baca juga: Kisah Lupi dan Bakar, Jadi Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa Selama Lebih dari 30 Tahun
Lupi dan Bakar mengatakan, sistem kerjanya untuk menjadi tukang ojek sampan yakni saling mengantre atau bergantian untuk dapat penumpang.
Siapa yang lebih dulu datang di lokasi, itu yang pertama kali dapat penumpang.
"Karena di sini ojek sampan itu gantian dapat. Antre begitu," kata Bakar.
"Kami sistemnya antre kalau berdua gini, siapa yang duluan datang ya dia yang narik pertama," jelas Lupi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.