Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Sekuriti Kompleks Soal Kebohongan dan Kelakuan Mario Dandy di Malam Penganiayaan D...

Kompas.com - 16/06/2023, 11:49 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lima sekuriti di Kompleks Green Permata, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, memberikan kesaksian di persidangan perihal peristiwa penganiayaan Mario Dandy Satriyo (20) terhadap D (17).

Kelimanya dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) dalam lanjutan sidang dengan terdakwa Mario dan Shane Lukas (19) di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (15/6/2023).

Selama sidang berlangsung, kelimanya menjadi pelengkap dari kesaksian Rudi Setiawan dan Natalia Puspita Sari yang merupakan orangtua dari teman D, R (15).

Baca juga: Mario Dandy Bantah Marahi Satpam Kompleks usai Aniaya D: Saya Saat Itu Bingung, Yang Mulia

Abdul Rosyid selaku komandan regu (danru) dari pihak keamanan mengaku mengetahui insiden penganiayaan D oleh Mario setelah ditelepon oleh Rudi.

Ia lantas mengirimkan empat sekuriti yang berada di bawah komandonya untuk ke tempat kejadian perkara (TKP). Mereka adalah Asum, Ali, Muhammad Ali, dan Burhanudin.

Korban tersungkur

Sesampainya di TKP penganiayaan, Rosyid mengaku korban sudah tak sadarkan diri dengan posisi wajah mencium aspal.

Ia bersama Burhanudin kemudian mencoba mengecek kondisi D, apakah masih bernyawa atau tidak.

"Saya langsung mendekati yang tengkurap, yang korban, Karena dipikir saya muka di aspal takut gak bisa napas, saya langsung balik badannya perlahan, saya angkat kepalanya," cerita Rosyid di ruang sidang.

"Saya lihat posisi hidung dan mulut penuh darah. Bahkan di lubang hidung sempat ada gelembung, karena napas. Saya tahunya masih ada napas karena darahnya gelembung. Jadi saya langsung lega akhirnya," lanjut dia.

Baca juga: Ditagih Restitusi Rp 100 Miliar, Kuasa Hukum Mario Dandy: Dia Masih Mahasiswa, Belum Kerja

Mario Dandy bohong dan bentak satpam

Rosyid menyebut Mario sempat berbohong soal alasan menganiaya D.

Saat itu, Mario mengatakan sedang memberi hukuman kepada D karena korban telah melecehkan keluarganya, dalam hal ini adalah sang mantan pacar, AG (15).

Terdakwa mengaku memukul perut korban sebanyak dua kali hingga tubuhnya tersungkur.

Padahal belakangan diketahui Mario tidak memukul D sebanyak dua kali, melainkan memukul dan turut menendang beberapa kali hingga korban tak sadarkan diri.

Setelah momen pengakuan itu, Rosyid juga mengaku sempat dibentak oleh terdakwa.

"Dia bentak saya, ya akhirnya saya bentak lagi," imbuh dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com