TANGERANG, KOMPAS.com - Kepolisian mengungkapkan sejumlah fakta terbaru atas perkara S, seorang ayah di Ciledug, Tangerang, yang sempat menyimpan jasad bayinya di dalam kulkas karena tak punya biaya untuk pemakaman.
Fakta tersebut meliputi alasan S menyimpan jasad bayinya di kulkas, penyebab kematian, hingga durasi penyimpanan jasad tersebut.
Adapun fakta itu diperoleh polisi berdasarkan hasil penyelidikan sementara dan klarifikasi berbagai pihak yang mengetahui peristiwa tersebut.
Penyebab meninggalnya bayi
Polisi memastikan jasad bayi yang disimpan di kulkas oleh S, sebelumnya sudah meninggal dunia saat masih kandungan.
Kepala Kepolisian Sektor Ciledug, AKP Diorisha Suryo mengatakan, penyebab bayi berjenis kelamin laki-laki itu meninggal dunia karena ibunya AA mengalami pendarahan.
Keterangan tersebut disampaikan Diorisha berdasarkan surat keterangan kematian dari dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang.
"Bayi tersebut meninggal saat masih dalam kandungan karena istrinya mengalami pendarahan pada usia kandungan delapan bulan," ucap Diorisha saat dikonfirmasi, Jumat (7/7/2023).
Baca juga: Ini Penyebab Kematian Bayi yang Disimpan Ayahnya di Kulkas
Saat ini, kata Diorisha, AA masih dalam keadaan kritis sehingga masih menjalani perawatan secara intensif di RSUD Kota Tangerang.
"Kondisi istri S sampai saat ini masih kritis dan dirawat di RSUD Kota Tangerang," ujar Diorisha.
Agar tak membusuk
Menurut Diorisha, setelah bayi itu dilahirkan dalam keadaan tewas, S membawa jasad bayinya ke rumah kosnya di Jalan Tanah Seratus, RT 003 RW 012, Sudimara Jaya, Ciledug, Tangerang.
Sementara, istrinya AA masih dirawat di rumah sakit.
Namun, tiba-tiba S mendapat kabar dari pihak RSUD Kota Tangerang bahwa istrinya mengalami pendarahan dan harus dirawat di ruang ICU.
Di satu sisi, kedua anak sambung S berusia balita menangis di rumah sakit tanpa ada keluarga yang mendampingi.