Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat PKL di Trotoar Senen Lelah Diburu Satpol PP, Mengadu ke Balai Kota agar Tenang Berdagang

Kompas.com - 12/07/2023, 06:04 WIB
Xena Olivia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang kaki lima (PKL) meramaikan trotoar di Jalan Diponegoro, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (11/7/2023) siang.

Pengamatan Kompas.com, para PKL itu menggelar lapak tepatnya di depan Universitas Kristen Indonesia (UKI) atau seberang Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Menggunakan gerobak, mereka menjajakan aneka kuliner, mulai dari tahu gejrot, gado-gado, ketoprak, soto mi, nasi bebek, hingga minuman kemasan yang menyegarkan.

Bahkan, mereka menyediakan bangku plastik bagi pelanggan yang hendak menikmati kuliner itu secara dine in.

Baca juga: Dilema PKL Senen Gelar Lapak di Trotoar: Tolong Kami Dibina, Jangan Kayak Maling Diusir

Sekitar pukul 13.00 WIB, banyak pembeli menyerbunya. Mereka rela mengantre beberapa menit demi mendapatkan kuliner yang diinginkan.

Maklum, jam itu adalah waktu makan siang. Namun, di tengah kesibukan melayani pelanggan, para pedagang kaki lima tersebut rupanya dihantui rasa khawatir gerobaknya akan "digeruduk" personel Satpol PP.

Pasalnya, tempat di mana mereka mencari sesuap nasi semestinya steril dari aktivitas dagang dan hanya diperuntukkan pejalan kaki.

Di pagar UKI, persis di belakang mereka, terbentang spanduk berlogo Pemprov DKI Jakarta di mana bertuliskan "DILARANG BERJUALAN/BERDAGANG DI SEPANJANG TROTOAR INI".

Baca juga: Detik-detik PKL di Jalan Diponegoro Sedang Asyik Jualan lalu Didatangi Satpol PP...

Sadar melanggar aturan

Seorang pedagang bernama Lukman (43) mengungkapkan kekhawatirannya saat berdagang.

“Berasa kayak maling kami, dikejar-kejar,” kata Lukman saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa.

Ia sendiri menyadari bahwa kawasan itu tidak boleh dijadikan lapak berdagang. Namun, area itu sangat ramai dilalui orang sehingga sangat strategis bagi dirinya untuk berjualan makanan.

Hal itu membuatnya harus selalu siap berpindah-pindah tempat saat petugas datang dan membubarkan aktivitas berdagang.

Lukman mengatakan, Satpol PP biasanya akan terus berjaga mengawasi area itu agar tetap steril. Membuat para pedagang harus bergeser ke area di dekat kali samping Taman Diponegoro.

“Dia (petugas) jaga di sini, enggak memperbolehkan saya dan teman-teman berdagang. Secara enggak langsung, saya butuh cari nafkah di sini tapi dijagain (dilarang),” lanjut dia.

Baca juga: PKL Kawasan Salemba Datangi Balai Kota, Keluhkan Tindakan Tak Manusiawi Satpol PP

Datang ke Balai Kota minta solusi

Kendati demikian, Lukman mengetahui Satpol PP hanya menjalankan tugasnya untuk menertibkan mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com