JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan mengajak puluhan pelaku tawuran di Manggarai, Tebet, untuk gathering ke Cianjur, Jawa Barat.
Kegiatan ini dilakukan beberapa hari setelah tawuran antarkelompok pecah Oktober lalu.
“Sekitar satu pekan pascainsiden tawuran, kami duduk bersama tokoh masyarakat untuk mencari solusi. Di sana kami menyepakati diadakannya acara gathering untuk menggali akar masalahnya seperti apa,” ujar Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/11/2023).
Baca juga: Tawuran Kembali Pecah di Manggarai, Dua Kelompok Saling Lempar Petasan dan Batu
Munjirin mengatakan, ada 58 pemuda Manggarai yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Ia memastikan seluruh pemuda yang ikut gathering merupakan pelaku tawuran antarkelompok yang terlibat insiden keributan pada 19 dan 21 Oktober 2023.
“Peserta merupakan (pelaku) yang terlibat (tawuran). Mereka berasal dari beberapa RW di sekitar Manggarai. Jadi alhamdulillah yang sebelumnya enggak pada kenal, sekarang sudah kenal semua,” tutur dia.
Baca juga: Cegah Tawuran di Manggarai, Polisi Berjaga di Pos Pantau sampai Situasi Kondusif
Setelah 58 pemuda itu berkumpul di Wisma Aset, Cianjur, Jawa Barat, mereka lantas diminta mengungkap alasan di balik insiden tawuran yang terjadi.
Berdasarkan pengakuan para pelaku, akhirnya ditemukan benang merah bahwa penyebab pecahnya dua tawuran di Manggarai ialah minimnya kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan.
Sebab, tak sedikit pelaku tawuran yang hanya memegang ijazah SMP dan SMA.
“Penyebabnya karena itu (tak ada pekerjaan). Jadi memang akar masalah tawuran itu karena yang lulusan SMP dan SMA ini belum bekerja,” ungkap Munjirin.
Baca juga: Tawuran di Manggarai Kembali Pecah, Warga: Selalu Meningkat Jelang Pemilu
Setelah mendengarkan keluh kesah para pelaku tawuran yang kesulitan mendapat pekerjaan, Munjirin lantas mengadakan rapat bersama Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) guna mencari solusi.
Dari situ ditemukan solusi untuk menyalurkan para pelaku tawuran ke pelaku usaha di sekitar Manggarai.
“Kami ajak duduk bersama para pelaku usaha, mereka menyambut positif, tetapi mayoritas dari mereka meminta supaya anak-anak muda ini memiliki sertifikasi,” tutur Munjirin.
Baca juga: Tawuran di Manggarai Makan Korban Jiwa, Polisi Perketat Penjagaan untuk Cegah Aksi Balas Dendam
Oleh karena itu, Munjirin lalu membagi anak muda itu berdasarkan kelompok ijazah.
Jika memegang ijazah SMP, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan akan memberikan pelatihan yang lebih teknis.