JAKARTA, KOMPAS.com - Berita tentang sosok pelaku penyerangan terhadap penjaga rumah dinas Kepala Kepolisian RI (Kapolri) di banyak dibaca pada Jumat (15/12/2023).
Faktor penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta dalam beberapa waktu terakhir juga turut jadi perhatian pembaca.
Baca juga: Sayangkan Anak yang Diperkosa Ayah di Tangsel Diusir, Komnas Perempuan: Kasusnya Berat
Kemudian, berita tentang adanya dugaan pelecehan yang dilakukan sebuah pondok pesantren di Serpong, Tangerang Selatan, juga jadi berita terpopuler. Berikut paparannya:
Polisi menyebut JPP, pria penyerang penjaga rumah dinas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Naimata, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
"Menurut keterangan keluarga, yang bersangkutan pernah dirawat di RSJ Naimata, Kupang," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Jumat (15/12/2023).
Hengki menambahkan, JPP dulunya berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Bahkan, JPP pernah bersekolah magister di salah satu universitas ternama di Yogyakarta. Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Polisi Tak Temukan Senjata pada Pria yang Serang Penjaga Rumah Dinas Kapolri
Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut, ada tiga faktor penyebab meningkatnya kasus Covid-19 di Jakarta yang terjadi beberapa waktu terakhir.
"Kenapa Covid-19 meningkat padahal prokes dan mobilitas relatif statis? ada 3 hal dominan," ujar Kepala Seksi (Kasi) Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama saat dikonfirmasi, Jumat (15/12/2023).
Ngabila mengatakan, faktor pertama yang menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta, yakni peralihan musim yang membuat imunitas seseorang menurun. Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: Kemenkes: Kasus Covid-19 Naik Sejak Akhir November, Meningkat Tajam Desember
HS, seorang kepala pondok pesantren (ponpes) sekaligus pengajar di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, diduga juga melecehkan seorang pengajar berinisial S di ponpes tersebut.
Pengakuan itu disampaikan S ketika para guru melakukan pertemuan dengan pimpinan ponpes untuk membicarakan kasus dugaan pelecehan oleh HS terhadap 13 santriwati.
"Salah satu guru itu langsung bilang (ke pimpinan ponpes), 'Maaf Pak, bukan anak-anak saja yang jadi korban, termasuk saya juga jadi korban'. Kami kaget, langsung tanya ibu diapain gitu, akhirnya ibu itu jelasin," kata salah satu guru ponpes berinisial A saat dikonfirmasi, Jumat (15/12/2023). Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.