Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Rakyat Kecil yang Murung di Kampung Gembira Gembrong...

Kompas.com - 02/03/2024, 17:08 WIB
Tria Sutrisna,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Permukiman warga di dekat Pasar Gembrong, Jakarta Timur yang terdampak kebakaran pada April 2022, saat ini sudah bersalin rupa menjadi "Kampung Warna Warni”.

Tetapi, kehidupan para empunya rupanya tidak secerah beragam warna cat di bangunan kediaman mereka. Ada kesulitan ekonomi yang belum hilang, akibat dari kebakaran beberapa tahun silam.

Kondisi ini dirasakan betul oleh Restu (48), pemilik warung makanan di sisi jalan masuk kawasan Kampung Gembrong Gembira. Warung berukuran seluas 2x1 meter berdiri tepat di teras rumahnya.

Meja dan kursi untuk makan dipasang di depan warung yang berjarak 1,5 meter dengan teras rumah di depannya.

Sebelum kebakaran terjadi, warung miliknya memiliki ukuran lebih besar, begitu pula dengan omzet yang didapatkan dibanding saat ini. 

Baca juga: Kampung Gembira Gembrong Terapkan Zero Run Off, Anies Sebut Air Hujan Akan Diserap ke Tanah

Kala itu, Restu bisa mendapatkan uang sedikitnya Rp 200.000 ribu setiap pagi. Uang itu adalah hasil jualan makanan di warungnya yang buka sejak pukul 05.00 WIB.

Mayoritas pembelinya adalah pedagang dan pekerja di toko-toko mainan Pasar Gembrong di sisi Jalan Basuki Rachmat.

“Kalau dulu ibaratnya melek mata dapat duit. Jam 07.00 WIB saja sudah Rp 200.000, itu dari orang luar doang,” ujar Restu saat diwawancarai Sabtu (2/3/2023).

Dahulu, sisi Jalan Basuki Rachmat yang berada di depan gang masuk permukiman warga, dipenuhi oleh toko-toko mainan, boneka hingga karpet.

Sejak kebakaran terjadi, toko-toko dan permukiman warga di belakangnya ludes terbakar. Kini, sisi jalin itu telah disulap menjadi trotoar dengan lebar kurang lebih dua meter.

Sementara, rumah-rumah warga yang terbakar dibangun ulang dan ditata kembali. Bangunannya dicat dengan berbagai macam warna dan tembok dipenuhi mural. 

Baca juga: Rampung Direvitalisasi, Kampung Gembira Gembrong Diklaim Bakal Ubah Pola Hidup Masyarakat Lebih Sehat

“Kalau rumah sih alhamdulillah sudah bagus ya. Dulu mah di sini bocor, di sana bocor. Bangunannya juga tinggi,” kata Restu.

“Tapi kalau soal cari duit, lebih enak dulu. Rumah saya dulu juga kan tingkat atasnya dikontrakin. Sekarang mau dibikin kayak dulu sudah susah, modalnya enggak ada,” sambung dia.

Kini, warung Restu hanya bergantung pada pembeli dari kalangan warga sekitar. Tak banyak lagi pedagang atau pekerja toko mainan yang mampir untuk sarapan, atau sekadar minum kopi di sela-sela waktu bekerja.

Sugi (50), warga setempat menjelaskan bahwa setelah kebakaran, banyak warga yang dulunya berdagang mainan di Pasar Gembrong tak lagi berjualan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com