Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Keseharian Santri di Ponpes Depok yang Tak Punya Gerbang Utama, Kurir Selalu Tersesat...

Kompas.com - 13/03/2024, 05:57 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Tidak ada pintu utama di Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin di Beji, Depok yang bisa dipakai untuk akses keluar masuk yang layak.

Adanya hanya pintu-pintu kecil yang tersebar di beberapa titik.  

Salah satu santri di pondok pesantren itu, Salman (16), mengungkapkan berbagai kesulitan yang dialami akibat ketiadaan akses itu. 

Salman menceritakan, beberapa santri kelas 7 SMP sering kesusahan setiap memesan makanan via ojek online (ojol) sebab titik lokasi ponpes selalu keliru.

"Misalnya yang saya pernah dengar sendiri, mereka kan masih sering pesan GoFood lewat orang tuanya. Nah, pesanan makanannya nih muter-muter, lama untuk sampai, titik alamatnya nyasar terus," kata Salman saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (12/3/2024).

Baca juga: Kisah Santri dan Pengajar Pondok Pesantren Rooziqiin Depok dari Pintu ke Pintu untuk ke “Dunia Luar”

Salman menjelaskan, mereka akhirnya harus beberapa kali meminta orang tuanya untuk mengarahkan ojol secara manual untuk sampai di titik pintu akses yang dimaksud.

"Jadi kalau ke sini harus nanya-nanya warga setempat," ucap Salman.

Hal tersebut juga terjadi pada kurir paket yang membawa paket para santri ke ponpes.

"Tukang antar paket juga sama persis kayak abang GoFood," tutur Salman.

Ketua Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin, Beji, Depok, Ali Murthado saat menunjukkan salah satu pintu akses yang digunakan santri dan pengajar untuk keluar-masuk pondok, Senin (4/3/2024).KOMPAS.com/DINDA AULIA RAMADHANTY Ketua Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin, Beji, Depok, Ali Murthado saat menunjukkan salah satu pintu akses yang digunakan santri dan pengajar untuk keluar-masuk pondok, Senin (4/3/2024).

Bahkan, Salman menyebutkan, di beberapa kondisi, kurir paket sering mengeluh karena tak kunjung menemukan titik tepat alamat pondok pesantren tersebut.

Sedangkan untuk Salman sendiri, dirinya mengaku jarang memesan makanan via online dan menerima paket kiriman dari kurir.

Baca juga: Menengok Pesantren Khoirur Rooziqiin di Depok yang Tak Punya Akses Masuk

"Karena rumah saya dekat, di Cimanggis jadi jarang sih minta kirim paket kayak gitu. Lalu, saya juga memang sudah terbiasa jarang pesan makanan online," imbuhnya.

Pelik kisah di balik ketiadaan akses

Ketua Pondok Pesantren Khoirur Rooziqiin, Ali Murthado mengatakan bahwa nihilnya akses jalan utama di pondok mereka bermula dari tembok yang dibangun warga sekitar.

Pembangunan tembok disebabkan oleh lahan pondok yang dulunya merupakan area pemancingan.

"Sebelumnya, lahan di sini belum ada apapun, hanya tanah biasa. Di sini ada pemancingan, peternakan ikan. Maka mereka (warga) menutup akses atas nama keamanan," kata Ali kepada Kompas.com, Senin (4/3/2024).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com