Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawa Belasan Juta Rupiah, Penyedia Jasa Tukar Uang Baru di Kalimalang Khawatir Dijambret

Kompas.com - 04/04/2024, 16:35 WIB
Firda Janati,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial E (35) mengaku khawatir melakoni pekerjaan sebagai penyedia jasa tukar uang baru di Jalan KH Noer Ali, Kalimalang, Kota Bekasi.

Membuka lapak di pinggir jalan raya, E hanya membawa uang baru sebanyak belasan juta rupiah dalam sehari karena khawatir akan tindak kriminal.

"Hari ini bawa dikit sih kira-kira Rp 12 juta doang, dari bosnya. Kalau ini habis ada yang antar lagi, kita ngomong ke bos, nanti diantar, ada nganterin barangnya," ujar E saat diwawancarai di lokasi, Rabu (3/4/2024).

Baca juga: Penjual Jasa Tukar Uang Baru di Kalimalang Mengaku Bisa Habiskan Rp 100 Juta dalam 2 Minggu

E mengatakan, sangat rawan jika membawa uang tunai dalam jumlah yang besar di jalanan. Karena itu, ia memilih hanya membawa belasan juta rupiah dalam sehari.

"Takut bawa banyak-banyak soalnya di jalan gini kan rawan (jambret) juga, paling kalau ada barang ambil, dikit saja," ujar E.

E tak menampik memiliki rasa khawatir dan takut melakoni pekerjaan sebagai penyedia jasa tukar uang di jalanan.

Karenanya, E meningkatkan kewaspadaan dan enggan lengah sedikipun terutama saat kondisi jalanan sepi pengendara.

"Sebenarnya takut tapi ya namanya kerja begini kita hati-hati juga ada was-was juga enggak boleh lengah lah, selama ini masih aman-aman saja," ucapnya.

E mulai membuka jasa penukaran uang sejak dua minggu lalu. Namun, kata E, belum begitu banyak masyarakat yang menukar.

Baca juga: Biaya Naik Jadi 15 Persen, Penyedia Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Kalimalang Omzetnya Turun

"Tahun ini agak sepi sih karena harga barang naik. jadi peminatnya juga berkurang karena tahun kemarin masih 10 persen, tahun ini 15 persen jadi peminatnya kurang," tuturnya.

E mengatakan, setiap ada yang menanyakan biaya jasa, pelanggan tersebut mengurungkan niat untuk menukar.

Ia menduga sepinya pelanggan karena adanya kenaikan biaya penukaran uang dari yang sebelumnya 10 persen menjadi 15 persen.

"Kalau kita bilang 15 persen langsung kabur, kaget gitu, karena tahun kemarin masih 10 persen. Tadi ada yang mau tukar tapi maunya 10 persen, harga tahun lalu," ujar E.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com