JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandangan berbeda dari biasanya tampak di Pasar Induk Kramatjati, Kampung Tengah, Jakarta Timur. Puluhan ton pepaya dibuang begitu saja.
Keputusan membuang pepaya itu sia-sia bukan tanpa sebab. Dua pedagang pepaya bernama Ady (35) dan Romo (48) mengungkapkan mengapa hal ini bisa terjadi.
Salah satu alasan mereka membuang pepaya itu karena tak laku dan harganya anjlok terlalu dalam.
Ady mengatakan bahwa dia membuang pepaya bisa mencapai empat ton dalam waktu tertentu.
Baca juga: Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah
“Iya lah (sekali buang lebih dari satu ton). Satu mobil (truk) saja bisa delapan ton, paling yang terjual itu lima ton atau empat ton, sisanya dibuang,” ungkap Ady kepada Kompas.com, Rabu (24/4/2024).
Sama dengan Ady, Romo juga melakukan hal serupa.
Kata Romo, bukan hanya dia dan Ady saja yang membuang pepaya. Para pedagang pepaya di Pasar Induk Kramatjati juga demikian.
“Ini enggak saya doang, kan banyak, rata. Makanya bisa sampai puluhan ton,” ujar Ady.
Ady dan Romo membuang pepaya dagangannya bukan tanpa alasan. Mereka menduga ada beberapa faktor.
Pertama, banyak pelanggan mereka yang merupakan pedagang pasar turunan di Jakarta ini belum balik ke tanah perantauan.
Baca juga: Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar
Karena jarangnya pembeli ini membuat pembeli menjadi sepi.
Kedua, alasan lain yang membuat pedagang pepaya di Pasar Induk Kramatjati membuang dagangannya karena pasokan berlimpah.
Pasalnya, petani sedang panen raya bersamaan dengan masih sepinya pembeli.
“Keadaan lagi banyak (pepayanya). Di sana pas lagi panen raya petaninya. Tapi di sini sepi,” ungkap Romo dalam kesempatan berbeda.