Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kompas.com - 25/04/2024, 07:09 WIB
Baharudin Al Farisi,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandangan berbeda dari biasanya tampak di Pasar Induk Kramatjati, Kampung Tengah, Jakarta Timur. Puluhan ton pepaya dibuang begitu saja.

Keputusan membuang pepaya itu sia-sia bukan tanpa sebab. Dua pedagang pepaya bernama Ady (35) dan Romo (48) mengungkapkan mengapa hal ini bisa terjadi.

Salah satu alasan mereka membuang pepaya itu karena tak laku dan harganya anjlok terlalu dalam.

Ady mengatakan bahwa dia membuang pepaya bisa mencapai empat ton dalam waktu tertentu.

Baca juga: Selain Sepi Pembeli, Alasan Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Pepaya karena Pasokan Berlimpah

“Iya lah (sekali buang lebih dari satu ton). Satu mobil (truk) saja bisa delapan ton, paling yang terjual itu lima ton atau empat ton, sisanya dibuang,” ungkap Ady kepada Kompas.com, Rabu (24/4/2024).

Sama dengan Ady, Romo juga melakukan hal serupa.

Kata Romo, bukan hanya dia dan Ady saja yang membuang pepaya. Para pedagang pepaya di Pasar Induk Kramatjati juga demikian.

“Ini enggak saya doang, kan banyak, rata. Makanya bisa sampai puluhan ton,” ujar Ady.

Sepi pembeli

Ady dan Romo membuang pepaya dagangannya bukan tanpa alasan. Mereka menduga ada beberapa faktor.

Pertama, banyak pelanggan mereka yang merupakan pedagang pasar turunan di Jakarta ini belum balik ke tanah perantauan.

Baca juga: Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Karena jarangnya pembeli ini membuat pembeli menjadi sepi.

Kedua, alasan lain yang membuat pedagang pepaya di Pasar Induk Kramatjati membuang dagangannya karena pasokan berlimpah.

Pasalnya, petani sedang panen raya bersamaan dengan masih sepinya pembeli.

“Keadaan lagi banyak (pepayanya). Di sana pas lagi panen raya petaninya. Tapi di sini sepi,” ungkap Romo dalam kesempatan berbeda.

Harga anjlok

Pepaya yang diperdagangkan di Pasar Induk Kramatjati, Kampung Tengah, Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2024).KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Pepaya yang diperdagangkan di Pasar Induk Kramatjati, Kampung Tengah, Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2024).

Halaman:


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com