JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 436 mahasiswa baru terancam gagal masuk Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta imbas kasus penganiayaan taruna bernama Putu Satria Ananta Rustika (19) hingga tewas di tangan seniornya.
"Berdasarkan tes akademik yang ada dan kita lihat dari hasil yang dikeluarkan Badan Kepegawaian Negara (BKN) ada sekitar 463 taruna maupun taruni yang sudah melakukan tes akademik," kata Jarry Rinaldi (50) Koordinator forum orangtua calon taruna (catar) STIP Jakarta 2024 di Markas Corps Alumni Akademi Ilmu Pelayaran, Koja, Jakarta Utara, Rabu (15/5/2024).
Baca juga: Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum
Di tengah proses seleksi penerimaan catar itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan moratorium penerimaan mahasiswa dan mahasiswi baru STIP di tahun 2024.
Menyusul keputusan Menhub, STIP juga mengeluarkan surat pernyataan terkait pemberhentian sementara proses seleksi catar pada Sabtu (11/5/2024).
Para orangtua catar STIP merasa berkeberatan dengan keputusan tersebut. Pasalnya, para catar sudah melakukan berbagai persiapan, baik secara fisik dan juga akademik.
Orangtua para catar berharap agar seleksi penerimaan mahasiswa baru di STIP bisa kembali dilaksanakan.
"Kami berharapnya adalah dilanjutkan. Kenapa? Kalau mau diadakan moratorium jangan diputus harapan anak-anak kita karena ini sudah melakukan tes. Kalau belum (tes) monggo dilakukan (moratorium), tapi ini kan sudah di tengah-tengah proses tes," sambung Jarry.
Tes kedua para catar seharusnya dilakukan pada Senin (13/5/2024), tetapi tertunda karena adanya kebijakan dari Menhub dan STIP.
Ditundanya penerimaan mahasiswa baru STIP membuat orangtua catar terkejut. Sebab, pihak STIP dan Kemenhub tidak mengajak mereka berdiskusi terlebih dahulu sebelum mengeluarkan kebijakan itu.
"Tidak ada upaya berdiskusi sebenarnya dari Kemenhub atau STIP. Tapi, dari kita malah yang datang waktu itu ke STIP menanyakan masalah surat pernyataan ini. Tapi, jawaban STIP menunggu keputusan dari BPSDM," pungkas Jarry.
Diberitakan sebelumnya, Putu dianiaya seniornya, Tegar Rafi Sanjaya (21), hingga tewas.
Tegar memukul bagian ulu hati Putu sebanyak lima kali sampai akhirnya terkapar dan lemas.
Selain dipukul, Tegar juga menarik lidah Putu hingga jalur pernapasannya tertutup.
Bukan hanya Tegar, tiga taruna tingkat dua STIP yakni A, W, dan K yang ikut melancarkan aksi penganiayaan ini juga ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan oleh polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.