Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tahun Misteri Kematian Akseyna Mahasiswa UI, Polisi Lanjutkan Penyelidikan

Kompas.com - 07/06/2024, 09:35 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sembilan tahun berlalu, kasus kematian Akseyna Ahad Dori belum juga terungkap. Mahasiswa jurusan Biologi Universitas Indonesia (UI) itu ditemukan tewas di Danau Kenanga, Depok, Jawa Barat, Maret 2015.

Polisi pun melanjutkan penyelidikan terhadap kasus ini. Kapolres Metro Depok Kombes (Pol) Arya Perdana mengatakan, penyelidikan dilanjutkan bertumpu dari laporan yang sudah ada.

"Tentu, kita tidak melakukan penyidikan dari awal, tidak, karena sudah ada tindakan penyidikan di awal dan kita tinggal melanjutkan," kata Arya saat ditemui Kompas.com, Rabu (5/6/2024).

Meski belum dapat dipastikan kapan kasus ini akan menemukan titik terang, Arya berharap, penyelidikan lanjutan ini dapat menjawab teka-teki kematian Akseyna yang belum juga terjawab selama sembilan tahun terakhir. 

"Kalau target secepatnya, kalau bisa ya kita bisa ungkap kasus ini, maka akan lebih baik," tutur Arya.

Terlambat

Arya mengakui, kasus kematian Akseyna belum juga terungkap hingga saat ini karena polisi terlambat mengidentifikasi jasad korban.

"Kendalanya begini, karena memang penemuan korban yang pertama itu, kita tidak langsung mengenali korbannya siapa (identitasnya)," ucap Arya.

Baca juga: Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Saat itu, proses identifikasi baru selesai lima hari setelah jasad Akseyna ditemukan. Jasad Akseyna dikenali setelah keluarga korban datang dan memastikan identitasnya.

"Kalau saya baca dari berita acara, saat sudah ditemukan, setelah itu kita tidak tahu identitasnya siapa, itu di awal. Sehingga 4-5 hari kemudian, setelah orang tua korban datang, merekalah yang mengenali 'oh ini anak saya'," terang Arya.

"Nah kita baru (menemukan kecocokan), ternyata ini identik dengan barang yang pernah diberikan dan dimiliki oleh korban," tambahnya.

Proses identifikasi korban yang membutuhkan waktu lama itulah yang akhirnya menghambat proses penyelidikan awal.

"Lima hari dari penemuan jenazah itulah yang membuat kita terhambat melakukan penyidikan di awal. (Karena) baru setelah itu kita melakukan otopsi, lalu pencarian lagi ke TKP (tempat kejadian perkara), ke kos korban, dan sebagainya," lanjut Arya.

Sesuatu yang hilang

Arya pun menyebut, pihaknya melanjutkan penyelidikan kasus kematian Akseyna dengan berfokus pada rentang waktu antara penemuan jasad dengan terungkapnya identitas korban.

Polisi berupaya mencari tahu petunjuk yang mungkin terlewat selama rentang waktu lima hari setelah jasad korban dikenali, 2015 silam.

Baca juga: Polisi Siapkan Ahli dari UI untuk Bantu Ungkap Kasus Kematian Akseyna

"Kita berupaya secara maksimal untuk menemukan (celah) dari lima hari yang missing itu, yang kira-kira terlewat di situ apa, itu yang sedang kita kejar," kata Arya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com