Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna di Balik Kemeja Batik Jokowi

Kompas.com - 02/10/2013, 18:14 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tampil berbeda pada Hari Batik Nasional, Rabu (2/10/2013). Jika biasanya ia mengenakan kemeja putih ataupun jas, maka kali ini Jokowi mengenakan batik asal Solo berwarna coklat dan hitam.

Secara kebetulan, Jokowi menerima kunjungan dari Santoso Doellah, pemegang merek batik yang dikenakan Jokowi. Kepada wartawan, Santoso menceritakan filosofi di balik corak bunga teratai dan burung yang tertulis di batik Jokowi.

"Ini motif debyah. Filosofinya bunga teratainya sedang mekar. Kita harap demikian juga dengan karier Pak Jokowi," ujar pria yang mendesain khusus batik bagi mantan Wali Kota Surakarta tersebut.

Menanggapi Santoso, Jokowi mengaku baru mengetahui makna di balik batik tersebut ketika ia berbincang dengan Santoso di ruangan kerjanya, sesaat sebelum ia dan Santoso ditanya wartawan. Ia tak mengetahui makna batik itu karena memang tidak mempelajari filosofi batik di Solo.

"Saya baru tahu tadi juga, kan batik solo banyak macamnya, ada parang kusumo, ada yang lain-lain. Soal filosofinya saya ndak ngerti," kata Jokowi.

Soal harga kemeja batik itu, Jokowi mengaku tidak tahu. Ia mengatakan bahwa ia tidak membeli batik tulis berlengan panjang dengan bahan katun tersebut. Batik itu juga bukan pemberian dari Santoso, melainkan pemberian dari istri Jokowi, Iriana, beberapa bulan lalu. Iriana yang juga berada di samping Jokowi saat wawancara itu pun tersenyum ketika wartawan menanyakan harga batik itu. "Rahasialah, yang jelas itu batik tulis," ujar Iriana. "Saya memang enggak pernah tahu (soal harga), yang beli kayak gini ini istri saya," timpal Jokowi.

Jokowi mengatakan, kecintaan terhadap batik sebagai warisan leluhur Indonesia harus terus dijaga. Sebagai pemangku kebijakan, ia tidak ragu menunjukkan kecintaannya terhadap batik dengan serangkaian kebijakan. Salah satunya ialah dengan mengembangkan batik khas Jakarta melalui perajin-perajin batik.

Jokowi menampik bahwa ia akan bekerja sama dengan Santoso untuk mengembangkan batik khas Jakarta. Menurutnya, batik yang dikelola Santoso berbeda dari segmen batik khas Jakarta. Meski demikian, kata Jokowi, tidak tertutup kemungkinan bahwa pembuatan batik khas Jakarta itu akan dikembangkan menjadi bisnis yang lebih menguntungkan.

"Ini saya hanya silaturahim saja kok, ndak urus kerja sama. Beliau (Santoso) ini sudah tinggi sekali, kita jangan muluk-muluk dululah," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi 'Online'

Motif Mantan Manajer Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris, Ketagihan Judi "Online"

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Taman Jati Pinggir Jadi Tempat Rongsok, Lurah Petamburan Janji Tingkatkan Pengawasan

Megapolitan
Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com