Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Harap Tersangka Pelecehan di JIS yang Tewas di Tahanan Diautopsi Ulang

Kompas.com - 01/12/2014, 19:14 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara terdakwa kasus pelecehan seksual di Jakarta International School (JIS), Patra M Zen, berharap Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan kepolisian mau untuk melakukan autopsi ulang terhadap salah satu tersangka yang tewas di dalam tahanan kepolisian.

Tersangka JIS yang meninggal di tahanan yakni Azwar. Patra menduga ada kekerasan dalam penyidikan oleh polisi terhadap Azwar. Karena itu, dia meminta agar jasad Azwar diautopsi. Sebab, kata dia, jasad Azwar tidak pernah diautopsi karena alasan keluarga menolak.

"Sekarang adalah tinggal kemauan lembaga independen seperti Komnas HAM dan kepolisian untuk autopsi. Kalau autopsi dilakukan kepolisian harus independen," kata Patra, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (1/12/2014). [Baca: Pengacara: Tidak Ada Bukti Adanya Kejahatan Seksual di JIS, Terdakwa Harus Bebas]

Selain itu, lanjut dia, dalam sidang, ahli forensik, menyatakan autopsi wajib dilakukan jika ada kematian di luar tanda medis. Misalnya, ada dugaan kekerasan pada korbannya.

"Misalnya orang ini sakit sudah berbulan-bulan, meninggal, nah itu wajar namanya. Di luar itu, apalagi ada dugaan kekerasan dalam penahanan, dan dalam norma internasional, wajib dilakukan autopsi. Dilakukan tim independen, baru kita bisa ketahui apa benar dilakukan penyiksaan," ujar Patra.

Itu alasan mengapa ia mengatakan autopsi terhadap jasad Azwar penting. Selain itu, kata Patra, ahli juga menyatakan, keluarga seseorang yang hendak diautopsi tidak boleh menolak demi kepentingan hukum.

"Kami tanya dokter, apakah bisa keluarga menolak, demi hukum dan demi diketahui, itu tidak boleh menolak," ujar Patra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan 'Study Tour' Harus Dihapus

Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan "Study Tour" Harus Dihapus

Megapolitan
FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Tabrak Separator 'Busway' di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Tabrak Separator "Busway" di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Megapolitan
Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Megapolitan
Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Dishub DKI Bentuk Tim Gabungan untuk Tertibkan Parkir Liar

Megapolitan
Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Pegawai Minimarket di Palmerah Akui Banyak Pelanggan yang Protes karena Bayar Parkir

Megapolitan
Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Dituduh Sering Tebar Ranjau, Tukang Tambal Ban di MT Haryono Diusir Warga

Megapolitan
Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator 'Busway'

Lalu Lintas di Buncit Sempat Macet Imbas Mobil Tabrak Separator "Busway"

Megapolitan
Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com