Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disalahgunakan, Puluhan Dana KJP Diblokir

Kompas.com - 06/08/2015, 12:07 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah memblokir dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang terbukti disalahgunakan. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku pemblokiran dilakukan agar dana KJP tidak disalahgunakan kembali oleh oknum tertentu. 

"Sudah blokir. Kami juga pertimbangkan pidana untuk oknum luar yang jadi calo (menarik tunai KJP dan menerima upah dari penarik KJP)," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (6/8/2015). 

Meskipun terjadi banyak penyalahgunaan dana KJP, Basuki tidak merasa kecolongan. Sebab, kasus penyalahgunaan dana KJP saat sistem tarik tunai diberlakukan jauh lebih banyak dibanding sekarang.

Dengan penerapan sistem transaksi nontunai, Basuki dapat mengikuti alur pergerakan dana KJP tersebut.

"Saya tahu detik transaksi, beli barang di mana, dan lokasi beli barangnya. Kalau kami kasih cash (tunai) kayak dulu, mana bisa lacak triliunan. Ini justru karena saya kecolongan dulu, makanya saya buat sistem yang baru seperti sekarang," kata Basuki.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budhiman mengaku belum mendapat paparan laporan 20 penyalah guna dana KJP. Namun, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Bank DKI. Sebab, pihak yang mengidentifikasi dan merekam transaksi dana KJP adalah Bank DKI.

Beberapa hari terakhir ini, Disdik DKI telah memanggil pihak  yang terindikasi melakukan penyalahgunaan dana KJP. "Kami tentu harus cermat. (Pemegang KJP) yang betul-betul melakukan penyalahgunaan kami laporkan. Kalau yang terkait, tentu akan diproses kejahatan perbankan," kata Arie. 

Sejauh ini, pihaknya telah mengantongi nama-nama pemegang KJP yang terindikasi menyalahgunakan dana tersebut. Namun, dia belum bersedia membeberkan nama-nama pemegang KJP tersebut. Selain untuk melindungi siswa tersebut, juga karena belum diketahui siapa yang menggunakan dana KJP untuk membeli kebutuhan non-pendidikan. 

Pada kesempatan berbeda, Bank DKI mengimbau toko-toko atau pusat perbelanjaan maupun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tidak menerima pembayaran dengan kartu ATM Bank DKI yang bertanda Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Corporate Secretary Bank DKI Zulfarsah mengatakan, imbauan ini dikeluarkan karena sudah ada temuan penyalahgunaan KJP untuk keperluan di luar kebutuhan pendidikan siswa penerima KJP.

Adapun tampilan kartu ATM Bank DKI yang umum dengan kartu ATM Bank DKI yang versi KJP berbeda. Di dalam kartu ATM yang digunakan sebagai KJP, ada tulisan Kartu Jakarta Pintar.

Oleh karena itu, ia meminta toko-toko, mal, atau SPBU yang memiliki alat penggesek kartu atau electronic data capture (EDC) untuk tidak melayani pemegang KJP, jika membeli barang-barang di luar keperluan sekolah.

"Masih akan kami telusuri. Memang saat ini baru terlacak 20 pengguna yang terindikasi menyalahgunakan dana KJP. Kami akan terus lacak sampai sekarang," ujar Zulfarsah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Gerebek Pabrik Narkoba di Bogor, Polisi Sita 1,2 Juta Butir Pil PCC

Megapolitan
Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com