Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Yusril, PDI-P, dan Megawati di Pilkada DKI 2017

Kompas.com - 08/04/2016, 06:46 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, terus menunjukkan geliatnya mencari kendaraan politik untuk Pilkada 2017. Undangan bagi Yusril untuk menghadiri acara pembekalan kampanye kader PDI-P, Kamis (7/4/2016), diterima Yusril sebagai sinyal dukungan PDI-P bagi dirinya. Ia pun berharap partai banteng itu mengusungnya.

Keinginan Yusril untuk dipinang PDI-P disampaikannya melalui paparan ideologi partai. Yusril menyebut Soekarno merupakan figur yang dapat menyatukan Islam dan Nasionalisme dalam satu tesis. Tak lama sesudahnya, ia menyatakan itu juga akan terjadi antara partainya yang Islam, PBB) dengan PDI-P yang nasionalis.

"Dukungan ini akan menyatukan dua kekuatan besaar di negeri kita ini menjadi kekuatan nasionalis dan Islam," kata Yusril di Kantor DPP PDI-P Lenteng Agung, Kamis (7/4/2016).

Yusril bahkan telah menemukan "pasangannya" dalam partai itu. (Baca: Gerak Cepat Yusril, Si Bakal Penantang Ahok dalam Pilkada DKI)

"Andai kata PDI-P memutuskan saya dipasangkan dengan Pak Boy Sadikin, ya syukur alhamdulillah. Mudah-mudahan itu lebih baik bagi semua pihak, bagi saya, bagi Pak Boy, maupun bagi PDI-P sendiri," kata Yusril di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Kamis (7/4/2016).

Yusril menjadi orang pertama yang mengambil formulir pendaftaran di PDI-P. Langkah itu bukanlah manuver pertama Yusril ke PDI-P.

Sebelumnya, Yusril juga sempat bertemu dengan Boy Sadikin membicarakan keseriusannya untuk maju dalam Pilkada 2017. Dan, tentu saja, berharap bertemu dengan bos besar PDI-P, Megawati Soekarnoputri. Ia menggambarkan hubungan baiknya dengan Mega.

"(Saat) Ibu Mega menjadi Presiden, saya Menteri Kehakiman karena beliau percaya. Tidak ada satu kesalahan dan cacat satu pun selama saya menjalankan tugas Menteri Kehakiman, mem-backup Presiden pada saat itu," tuturnya.

Kendati demikian, Yusril tampaknya harus lebih bersabar. Sebab, hingga saat ini, Mega belum menentukan pilihannya dalam Pilkada DKI 2017.

Mega sebelumnya selalu menunjukkan hubungan dekat dengan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), seperti potongan tumpeng pertama untuk Basuki saat ulang tahunnya pada Januari silam. Meski Ahok sendiri sudah menyatakan akan maju independen, Mega tetap mengistimewakan Ahok.

Di peluncuran buku Mega, Rabu (23/3/2016), Ahok kembali menjadi orang pertama yang menerima buku itu secara langsung di atas panggung. (Baca: Yusril Dianggap Bakal Calon Serba Untung)

PDI-P saat ini memiliki kekuatan terbesar di DKI dengan 28 kursi di DPRD. Pantas saja, baik Ahok maupun Yusril berharap didukung PDI-P.

Yusril akan sangat beruntung jika kelak PDI-P memilihnya. Pasalnya, partai pimpinan Yusril tidak memiliki kursi di DKI.

Semua partai yang bukan pendukung Ahok, termasuk PDI-P, hingga hari ini masih melakukan penjaringan. Belum diketahui secara pasti kapan pilihan akan ditentukan.

Beberapa waktu silam, pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, berpendapat ini menjadi momentum tepat bagi Yusril jika ingin maju menjadi calon gubernur DKI untuk bersafari politik. Oleh karena itu, Yusril akan mencari cara agar dia bisa dicalonkan.

"Sekarang ini mungkin momentum paling tepat bagi Yusril buat maju. Saya rasa dia juga sangat berat hati, agak menurunkan imej partainya dengan mendekat ke parpol lain. Tapi apa boleh buat kan," ujar Hendri. (Baca: Jadi Kuasa Hukum Warga Luar Batang, Yusril "Head to Head" dengan Ahok?)

Kompas TV Yusril ke Kader PBB: Jangan Pasif Terus!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com