TANGERANG, KOMPAS.com - Pandangan lokalisasi dan tempat prostitusi dianggap telah melekat ketika menyebut nama tempat Dadap yang terletak di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.
Warga Kampung Baru Dadap yang berlokasi dekat di bekas tempat prostitusi tersebut menjelaskan, pandangan itu salah karena Dadap lebih banyak dihuni oleh warga yang menggantungkan hidupnya dengan melaut atau bekerja sebagai nelayan.
"Jangan salah, kita sering dianggap sarang prostitusi, banyak PSK, penyamun, begitu semua. Padahal, yang tinggal di sini kebanyakan nelayan. PSK-nya sudah pergi dari sini sebelum ada SP-1," kata Ketua Remaja Peduli Dadap Aldy kepada Kompas.com, Rabu (11/5/2016).
Selain pandangan negatif itu, Aldy juga menilai Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar tidak menyambut mereka dengan baik ketika tahapan sosialisasi sebelum Surat Peringatan Pertama (SP-1) dilayangkan.
Peristiwa yang dimaksud adalah saat Pemerintah Kabupaten Tangerang mengundang warga Dadap untuk sosialisasi penertiban lokalisasi Dadap Ceng In, 14 Maret 2016 lalu. (Baca: Ini Alasan Warga Dadap Menolak Keras SP-2 dari Pemkab Tangerang)
"Bayangin, pas kita datang, kita digeledah. Polisi pakai pistol panjang lengkap seragamnya ada ratusan di sana. Kita kan nelayan, kok malah dianggap kayak teroris begitu," tutur Aldy.
Kini, warga Dadap mengaku sudah tidak percaya lagi kepada Zaki. Mereka menyatakan siap untuk terus menolak Surat Peringatan Kedua (SP-2) hingga eksekusi penggusuran yang rencananya dilaksanakan pada 23 Mei 2016 mendatang. (Baca: Kapolda Metro Jaya Minta Pemkab Tangerang Kembali Sosialisasikan Penertiban ke Warga Dadap)