Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Modus Penghina Presiden Jokowi Rayu Anak Kecil

Kompas.com - 12/07/2016, 22:02 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah dua anak perempuan yang kini diduga oleh polisi menjadi korban Muhammad Arsyad (26), pemuda yang tenar sebagai penghina presiden Jokowi pada 2014 lalu.

Kapolres Depok Kombes Harry Kurniawan mengungkapkan modus Arsyad merayu anak-anak untuk disetubuhi. Arsyad berburu korban dengan berkeliling menggunakan sepeda motornya.

"Seperti korbannya yang F umur 10 tahun, itu ditanya-tanyai lokasi minimarket lalu diminta menunjukkan ke sana, korbannya random saja yang ditemui di jalan," kata Harry saat dihubungi, Selasa (12/7/2016).

Sedangkan korbannya pada awal Juni lalu yang berinisial K (7), ditemui di jalan dekat rumahnya di Cimanggis, Depok dan diajak jajan. K sempat dicumbui Arsyad di sebuah villa di Puncak namun tidak disetubuhi karena tidak tega anak itu masih terlampau kecil.

K pun diongkosi Rp 100.000 pada 5 Juni lalu agar pulang ke rumahnya naik ojek. Selain F dan K yang sudah diketahui, Arsyad juga mengaku biasa mengiming-imingi anak perempuan dengan tawaran menjadi artis sinetron. Untuk modus ini, ia biasa mencari anak-anak di tempat rekreasi.

"Korbannya dijanjikan main sinteron dengan bayaran Rp 1 juta per episode," ujar Harry. (Baca: Bocah Korban Pencabulan dari Penghina Jokowi Bertambah)

Arsyad diduga mengidap pedofilia setelah ditemukan banyak foto anak kecil di kameranya. "Ya kalau sudah dua korbannya anak kecil, pasti pedofil ya," ujar Harry.

Adapun nama Arsyad sempat tenar pada 2014 lalu karena dijadikan tersangka oleh Mabes Polri atas pengunggahan montase gambar hasil rekayasa yang memperlihatkan Joko Widodo dengan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri melalui akun Facebook-nya.

Pemuda yang biasa berjualan sate itu kemudian mendapatkan penangguhan penahanan pada Senin (3/11/2014), setelah ditangkap dan ditahan di Mabes Polri di Jakarta selama 12 hari. Presiden Joko Widodo telah memaafkan Arsyad, bahkan Iriana Widodo memberikan uang santunan ke keluarga Arsyad. (Baca: nghina Presiden Jokowi Diduga Mengidap Pedofil, Simpan Banyak Foto Anak Kecil)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com