Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Penertiban Bukit Duri di Tengah Gugatan Warga

Kompas.com - 19/09/2016, 07:45 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Senin (19/8/2016) siang, mengadakan rapat teknis pelaksanaan penertiban Bukit Duri.

Penertiban yang seharusnya dilakukan pekan lalu tertunda sebab warga yang menolak relokasi dan mengajukan class action, juga mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Selatan Ujang Hermawan dianggap tidak memiliki kewenangan untuk menertibkan surat peringatan pertama (SP-1) sebab gugatan mereka masih berjalan di pengadilan.

Di tengah tarik ulur jadwal penertiban, 60 KK dari RW 10 dan RW 12 tak ambil pusing soal kapan rumah mereka akan digusur. Mereka adalah warga yang menerima relokasi dan sudah mengambil kunci unit Rusun Rawabebek.

Kemarin, Minggu (18/9/2016), 22 truk milik pemerintah membantu kepindahan mereka ke rusun. Lurah Bukit Duri Mardi Youce mengatakan, jumlah warga yang mendaftar untuk dipindah ke rusun semakin banyak.

"Kami bantu mengangkut 10 KK yang belum pindah, ditambah 48 KK yang baru ambil kunci Kamis kemarin, sama 2 KK yang sudah memindahkan barangnya sebagian," ujar Mardi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/9/2016).

Sebanyak 363 bidang di Bukit Duri kini dikebut relokasi dan penertibannya meski tengah digugat.

Menghadapi musim penghujan, Sungai Ciliwung yang membentang sepanjang 1,9 kilometer di Bukit Duri akan dilebarkan hingga 50 meter dan diturap ulang. (Baca: Penertiban Bukit Duri Tertunda karena Gugatan Warga)

Jalan inspeksi juga akan dibangun untuk membatasi permukiman warga dengan pinggir kali. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meyakini normalisasi Kali Ciliwung akan berdampak baik pada orang asli Bukit Duri dan Kampung Pulo. Dampak tersebut salah satunya pada harga tanah.

"Kalau buat orang asli Bukit Duri dan Kampung Pulo, pasti senang begitu normalisasi, (pinggiran sungai) ditutup. Harga tanahnya naik karena enggak banjir," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (14/9/2016).

Kompas TV Warga Gusuran Bertani demi Menambah Penghasilan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Rangkaian Pilkada 2024 Belum Mulai, Baliho Bacalon Walkot Bekasi Mejeng di Jalan Arteri

Megapolitan
Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati”, Ketua RT: Warga Sudah Bingung Menyelesaikannya

Megapolitan
Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Polisi Temukan Tisu “Magic” hingga Uang Thailand di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Ditangkap di Purbalingga, Eks Manajer yang Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris Sempat Berpindah-pindah

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Pendatang Baru di Jakarta Akan Diskrining, Disnakertrans DKI: Jangan Sampai Luntang-Lantung

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Warga Rusun Muara Baru Sulit Urus Akta Lahir, Pengelola: Mereka Ada Tunggakan Sewa

Megapolitan
Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Pengelola Bantah Adanya Praktik Jual Beli di Rusunawa Muara Baru Jakarta Utara

Megapolitan
Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Gangster Bawa Senjata Kelillingi Tanjung Duren, Polisi Pastikan Tak Ada Korban

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Brigadir RAT, Sebut Kematian Disebabkan Bunuh Diri

Megapolitan
Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Suramnya Kondisi RTH Tubagus Angke, Diduga Jadi Tempat Prostitusi dan Banyak Sampah Alat Kontrasepsi Berserakan

Megapolitan
Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Polda Sulut Benarkan Brigadir RAT Jadi Ajudan Pengusaha di Jakarta, tetapi Tak Izin Pimpinan

Megapolitan
Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Mantan Karyawan Gelapkan Uang Resto Milik Hotman Paris untuk Bayar Utang Judi dan Beli Motor

Megapolitan
Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Pabrik Arang di Balekambang Baru Disegel, Warga Sudah Hirup Asap Pembakaran Arang Selama 15 Tahun

Megapolitan
Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Baru Kerja Sebulan, Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris Gelapkan Uang Rp 172 Juta

Megapolitan
Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Sudah 4 Bulan Permukiman Cipayung Depok Banjir, Akses Jalan Bulak Barat-Pasir Putih Terputus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com