JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono, mengaku sempat sulit menerima ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono, yang terjun ke dunia politik setelah sekian lama mengabdi di TNI, belasan tahun lalu.
Hal itu diceritakan Agus di hadapan pendukungnya yang hadir dalam acara kampanye terbatas di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Minggu (11/12/2016).
"Ketika mendapatkan kabar itu, saya termenung, terus terang secara alamiah dan manusiawi, menitikkan air mata, dan bertanya-tanya," ujar Agus.
"Mengapa Pak SBY, ayah saya, harus berhenti di TNI ketika beliau tinggal selangkah lagi menuju pucuk pimpinan Angkatan Darat dan mungkin juga TNI. Pada usia yang sangat muda, sulit bagi saya untuk memahami hal itu," kata dia.
Agus mengaku membutuhkan waktu lama hingga pada akhirnya bisa menerima keputusan ayahnya.
Dia juga merenungkan pesan dari kedua kakeknya yang adalah pejuang TNI, yakni Sukotjo dan Sarwo Edhie Wibowo, yang menyebutkan pengabdian utama seorang prajurit adalah bagi bangsa dan negara.
Agus mulai memahami apa yang ditempuh SBY ketika dia ditunjuk oleh empat koalisi partai politik untuk menjadi bakal calon gubernur DKI Jakarta.
(Baca juga: Agus Samakan Perjuangannya di Pilkada DKI dengan Kisah Jenderal Sudirman)
Ketika itu, hal yang sama dengan SBY dulu seakan dialami langsung oleh Agus, yang membuatnya harus memutuskan juga dinasnya di TNI.
"Barulah saya pelan-pelan memahami benang merah jawaban yang selama ini saya sebenarnya telah temukan. Bahwa sekali lagi, pengabdian TNI adalah kepada bangsa dan negara," ucap Agus.
"Bagi saya, ini adalah panggilan tugas suci. Call of duty, mengabdi untuk masyarakat yang lebih luas," tuturnya.