Hingga saat ini, pihak RS Polri baru menerima sekitar enam potongan tubuh korban.
"Ada enam sampai delapan potongan. Saya lupa tepatnya, karena belum jelas semua ini potongan apa saja," kata Arif di RS Polri Kramatjati, Senin (29/11/2021).
Kendati demikian, pihak Forensik RS Polri telah mengambil sampel DNA dari tubuh korban. RS Polri masih menunggu sampel DNA dari keluarga korban.
"Sampai hari ini belum ada (keluarga korban yang diambil sampel DNA-nya)," ujar Arif.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan mengatakan, jumlah potongan tubuh yang ditemukan ada 10.
Potongan tubuh itu yang diduga berjenis kelamin laki-laki itu ditemukan oleh warga setempat, Sabtu (27/11/2021).
Zulpan menjelaskan bahwa kasus tersebut merupakan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh tiga orang.
Dua pelaku berinisial FM (20) dan MAP (29) sudah ditangkap. Sedangkan satu pelaku lainnya masih buron.
Motif pembunuhan tersebut adalah sakit hati. Korban disebut pernah menghina, bahkan mencabuli istri para pelaku.
Potongan tubuh manusia itu pertama kali ditemukan warga pada Sabtu (27/11/2011) pagi. Polisi kemudian bergerak melakukan penyelidikan.
Hasil identifikasi awal kepolisian, identitas potongan tubuh itu identik dengan seorang pria berinisial RS (28).
Kasus mutilasi tersebut dapat terungkap kurang lebih delapan jam setelah kejadian.
Kapolres Metro Bekasi Kombes Hendra Gunawan mengatakan, ketiga pelaku dan korban saling mengenal satu sama lain.
Keempatnya memiliki hubungan yang cukup dekat layaknya keluarga.
"Hubungan tiga tersangka dan korban pertemanannya sudah lama sekali. Mereka sudah seperti saudara," ujar Hendra.
"Cuma memang ada perselisihan. Perselisihan ini sudah sering kali terjadi, dan kini berakhir dengan pembunuhan," sambungnya.
Para pelaku gelap mata merencanakan aksi pembunuhan terhadap RS hingga memutilasi jasadnya karena merasa sakit hati.
Pelaku FM sakit hati karena dia dan istrinya pernah dihina oleh korban.
Sementara MAP, sakit hati setelah mengetahui istrinya pernah dicabuli oleh RS.
Untuk mengeksekusi korban, ketiga pelaku mengajak korban untuk mengonsumsi narkotika bersama-sama.
Setelah korban tertidur, pelaku langsung membunuhnya menggunakan golok yang telah disiapkan.
Para pelaku memilih memutilasi jenazah korban setelah dibunuh, lalu membuangnya di tiga lokasi terpisah, untuk menghilangkan jejak.
Jenazah korban dibagi menjadi beberapa bagian dan dibuang di tiga lokasi berbeda tak jauh dari tempat eksekusi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/11/29/18550841/rs-polri-belum-terima-seluruh-potongan-tubuh-korban-mutilasi-di-bekasi