JAKARTA, KOMPAS.com - Pria bernama Iwan Misanto alias Botol (50) menganiaya satpam gereja, Abdul Muis (46), dengan menggigit jarinya hingga putus.
Peristiwa kedua pria saling mengenal itu terjadi di halaman Gereja Immanuel, Pondok Pucung, Pondok Aren, Tangerang Selatan, pada Rabu (20/3/2024).
Kejadian itu karena pelaku diduga kesal dengan teman korban bernama Suwandi yang dianggap ikut memarkirkan kendaraan di halaman Gereja Immanuel.
Kronologi
Peristiwa keributan itu berawal saat korban mengatur kendaraan jemaah Masjid Bintaro Raya yang diparkir di halaman Gereja Immanuel.
Adapun lokasi Masjid Raya Bintaro Raya dan Gereja Immanuel itu saling berhadapan. Jarak dua rumah ibadah itu hanya dibatasi dengan ruas jalan.
"(Jemaah) tumpang (parkir) ke gereja, tetapi bukan jemaat (gereja). Itu orang ibadah shalat tarawih,” kata Abdul.
Peminjaman lahan parkir itu disebut sudah melalui prosedur yang sesuai dari Gereja Immanuel. Penanggung jawab masjid telah melayangkan surat kepada pihak Gereja Immanuel.
"Sudah resmi, pinjam (lahan buat) parkir melalui kantor, pakai surat. Intinya, lahan parkir dipinjam buat masjid,” ucap Abdul.
Tak lama, pelaku datang ke gereja di tengah korban sedang menjaga sepeda motor jemaah masjid yang terparkir.
Pelaku kemudian disebut berbicara dengan korban secara baik-baik terkait maksud dan tujuan.
"Enggak (adu otot), (bicara) biasa,. Dia (pelaku) enggak pengin ini itu, salah satunya itu ya enggak pengin Suwandi parkir di sini,” ungkap Abdul.
Abdul memang sedang meminta bantuan Suwandi saat itu karena kewalahan mengatur kendaraan yang diparkir di halaman Gereja Immanuel.
"Kita bicara enggak sampai satu meter jaraknya. Nah, perut saya disikut. Saya enggak terpikirkan buat pukul, cuma saya jatuhkan doang ke bawah, karena respons dari itu (disikut),” ucap Abdul.
"Tapi tangannya masih gerak-gerak. Saya balikkan ke posisi tengkurap. Pas posisi tengkurap, jari manis tangan kiri saya masuk (ke mulut),” imbuh Abdul.
Kesal dengan teman Abdul
Abdul menduga pelaku berada di bawah pengaruh minuman beralkohol ketika menggigit jarinya sampai putus.
Dugaan Abdul itu muncul karena mencium aroma minuman keras (miras) pada mulut pelaku ketika berbicara.
"Saya sempat cium bau mulutnya, enggak bau jigong, kayak bau minuman," kata Abdul.
Namun, Abdul memastikan bahwa pelaku kesal dengan Suwandi karena disebut ikut-ikutan markir.
"Intinya, dia itu enggak suka dengan karyawan gereja yang namanya Suwandi ikut markir," kata Abdul.
Jari putus
Abdul pun mengaku tidak mengetahui luka yang dirasa meski jari manis pergelangan tangan kirinya putus.
Abdul baru mengetahui jari manis tangan kirinya putus saat ingin berobat di klinik di Pondok Aren yang lokasinya tidak jauh dari tempat kejadian perkara (TKP). Sebab, dia melihat ada darah di jarinya.
“Saya urus tangan saya ke klinik masjid. Pas di masjid, 'Jarinya buntung itu, ke mana?’. Dari masjid, saya cari ke parkiran, ketemu, saya simpan akhirnya,” ujar Abdul.
Setelah kejadian itu, Abdul melaporkan Botol ke Polsek Pondok Aren atas kasus dugaan penganiayaan, Kamis (21/3/2024).
Laporan itu teregistrasi dengan nomor LP/B/39/III/2024/SPKT/POLSEK PONDOK AREN/POLRES TANGERANG SELATAN/POLDA METRO JAYA.
Setelah satu bulan, Polsek Pondok Aren menangkap dan menetapkan Botol sebagai tersangka pada Senin (29/4/2024).
(Penulis : Baharudin Al Farisi I Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Fitria Chusna Farisa)
https://megapolitan.kompas.com/read/2024/05/03/13555951/duduk-perkara-pria-gigit-jari-satpam-gereja-sampai-putus-berawal-pelaku