Selanjutnya, kulit diletakkan menutupi bagian atas drum. Drum dibor dan kemudian dibaut.
"Susah kalau pakai tali. Nganyam 2-3 jam aja tangan dah pada kram," ujarnya. Budi kini memiliki bengkel las di daerah Parung Panjang.
Beni, produsen yang tak punya bengkel las, mengatakan jasa ngelas satu lempeng pengikat drum tarifnya Rp 5.000.
Para pedagang bedug di Jl Mas Mansyur pernah mengalami masa kejayaan. Pada 2007 permintaan selalu tinggi. Budi bahkan mengaku dalam satu bulan bisa menjual sekitar 600 bedug.
Sementara tahun lalu, ia hanya mampu menjual sekitar 200 bedug. Baik Budi maupun Beni menyadari semakin ketatnya persaingan. Kini lebih dari sepuluh pedagang bedug berjajar di ruas jalan menujiu Tanah Abang tersebut.
Yudi (34), pedagang bedug musiman yang lain, menawarkan bedug-bedug kreasinya sejak 10 tahun silam. Ia meneruskan usaha yang sudah dimulai kakak-kakaknya. Ia mengaku tidak memproduksi sendiri bedug-bedug tersebut.
"Kalau sehari-hari saya jadi cleaning service," kata Yudi.
Sebagai petugas cleaning service alih daya di salah satu perkantoran di kawasan Tanah Abang, Yudi mendapat penghasilan Rp 1,2 juta per bulan. Sama dengan Beni, ia pun tak mau melewatkan moment lebaran untuk mendapatkan pemasukan tambahan.
"Ya, Alhamdulillah-lah. Tahun lalu sebulan bisa habis 40-50 bedug," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.