Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Politik Kekerabatan Lebih Dipilih daripada Rekan Separtai

Kompas.com - 13/08/2013, 16:10 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhroh, menilai bahwa sistem kaderisasi di dalam partai politik di Indonesia belum baik. Hal itu dapat menyebabkan seorang kader partai mendukung kerabatnya dari partai lain ketimbang rekan separtainya.

Siti menyampaikan hal tersebut menanggapi dukungan Wali Kota Tangerang sekaligus Ketua DPD Partai Demokrat Banten Wahidin Halim kepada calon wali kota Tangerang dari Partai Golkar, Abdul Syukur. Syukur merupakan adik kandung Wahidin. Di satu sisi, Partai Demokrat Kota Tangerang memiliki calon wali kota lain, yaitu Arief Wismansyah, yang kini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Tangerang.

"Padahal dalam partai sangat jelas, sesama kader harus saling mendukung. Ini karena makin menguatnya politik kekerabatan. Sesama kader Demokrat (Wahidin dan Arief) justru tidak saling mendukung, padahal satu rumah dan satu ideologi," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/8/2013).

Syukur dan Arief merupakan dua dari lima calon wali kota Tangerang yang akan mengikuti pemilihan kepala daerah Kota Tangerang pada 31 Agustus 2013. Syukur merupakan calon yang diusung Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera dan adik kandung Wahidin Halim. Adapun Arief didukung oleh Partai Demokrat dan Partai Gerakan Indonesia Raya. Ia menjadi wakil Wahidin dalam Pemerintah Kota Tangerang saat ini.

Pada Rapat Pleno pertengahan Juli 2013 lalu, Arief dinyatakan tidak lolos verifikasi KPUD Kota Tangerang. KPU Kota Tangerang beralasan bahwa calon wakil wali kota yang mendampingi Arief, Sachrudin, tidak mendapat izin dari Wahidin selaku atasan Sachrudin. Sachrudin sampai saat ini merupakan Camat Pinang, salah satu kecamatan di Kota Tangerang. Pencalonan Sachrudin harus melalui persetujuan atasannya, dalam hal ini Wali Kota Tangerang Wahidin Halim.

Pilkada Kota Tangerang akan diikuti oleh lima pasang calon. Sesuai dengan nomor urut calon, pasangan peserta pilkada itu adalah Harry Mulya Zein-Iskandar, Abdul Syukur-Hilmi Fuad, Tubagus Dedi Gumelar-Suratno Abu Bakar, Ahmad Marju Kodri-Gatot Suprijanto, dan Arief Wismansyah-Sachrudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com