Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

D yang Diduga "Jual" Nama Jokowi Diskors Satu Minggu

Kompas.com - 07/11/2013, 12:58 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — D, pegawai honorer di Biro Kepala Daerah dan Hubungan Luar Negeri, diskors selama satu minggu ke depan. Hal tersebut terjadi sebagai buntut atas kasus D yang disebut-sebut meminta uang kepada Yayasan Rumah Sakit Jakarta.

"Dia sudah lima tahun bekerja di Pemprov DKI. Sekarang dia kita skors satu minggu," ujar Kepala Biro KDHLN DKI Heru Budi Hartono di Balaikota, Jakarta, pada Kamis (7/11/2013) pagi.

Skors tersebut, lanjut Heru, bukan berarti D bersalah. Namun, itu dilakukan agar lebih memudahkan pengusutan kasus tersebut oleh staf bironya.

Heru meluruskan pemberitaan yang selama ini beredar. Menurut Heru, surat yang masuk ke bironya pekan lalu bukan undangan untuk Gubernur DKI Joko Widodo untuk hadir di HUT Ke-60 Rumah Sakit Jakarta, 10 November 2013 mendatang, melainkan meminta sambutan Jokowi dalam buku yang diterbitkan RS Jakarta. Sementara undangan ke Jokowi untuk hadir ke acara tersebut, lanjut Heru, diketahui baru sampai ke bironya pada Rabu kemarin.

Dia tidak mengetahui bagaimana bisa pemberitaan yang beredar menyebut bahwa surat yang dikirim adalah surat undangan acara. Kendati demikian, ia tetap akan mengusut inti permasalahan, yaitu dugaan bahwa D meminta uang kepada Yayasan Rumah Sakit Jakarta untuk bisa mendatangkan Jokowi pada acara HUT rumah sakit itu.

Sejauh ini, Biro KDHLN baru memeriksa D. Kepada Heru, D mengaku tidak pernah meminta sejumlah uang kepada RS Jakarta. Selanjutnya, keterangan D itu akan dikonfirmasi kepada Apid, salah seorang staf sekretariat RS Jakarta yang mengirimkan surat permintaan sambutan pertama ke Balaikota.

"Si D bilang komunikasi terakhir itu Jumat siang, tapi dari rumah sakit bilang komunikasi terakhir itu Jumat sore. Jadi, ada perbedaan keterangan meski kita belum mendengarkan dari A," ujarnya.

Rencananya, Biro KDHLN akan memanggil Apid ke Balaikota hari ini. Namun, Apid diketahui sakit dan tidak bisa ke Balaikota. Apid ditunggu kedatangannya demi menjelaskan kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com