Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Mapan di Pasar Senen, Pedagang Sablon Ogah Pindah ke Blok G

Kompas.com - 19/02/2014, 18:36 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Sebagian besar pedagang sablon di Pasar Senen, Jakarta Pusat, menolak bila memang nantinya dipindahkan ke Pasar Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat. Menurut mereka, sebagian pelanggan sudah mengenal lantai 2 Pasar Senen sebagai pusat sablon dan grosir kaus dalam partai besar.

Syamsudin (57), pemilik Toko Reklame Indonesia di Blok 1 Lantai 2, Pasar Senen, sudah 27 tahun berdagang di pasar tersebut. Pelanggannya tidak hanya dari Jakarat, tetapi juga dari luar kota. Ia khawatir bakal rugi bila pindah ke Blok G. Selain berisiko kehilangan pelanggan, dirinya juga tidak bisa menjamin apakah toko baru akan seramai tokonya di Pasar Senen.

"Kalau di sana (Blok G Tanah Abang) nanti mulai dari awal lagi, pelanggan setia memang enggak bakal pergi, tapi kita kan juga butuh pemasukan, takutnya di sana malah nanti sepi," ujar Syamsudin di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2014).

Ia bertekad akan bertahan di kiosnya sekarang meskipun diimingi-imingi sewa murah di Blok G. Syamsudin mengatakan, rata-rata kios di Blok 1 Pasar Senen disewa dengan harga mencapai Rp 200 juta per tahun.

"Yang penting itu kan omzetnya, sebelumnya kita juga sempat dipindahin ke Mangga Dua, tetap saja pindah lagi di sini soalnya di sana enggak selaku seperti di sini," kata dia.

Syamsudin menuturkan, posisi tokonya yang berada di depan tangga masuk Pasar Senen sangat strategis untuk menjaring konsumen. Pada musim kampanye seperti ini, dia bisa mendapatkan omzet lebih dari Rp 2 miliar dalam sebulan.

Nini (46), pemilik Toko Andalas, juga menolak bila dipindah ke Blok G karena khawatir tokonya akan sepi pembeli. "Ya, maunya mah di sini saja. Walaupun tempatnya agak masuk ke dalam, tapi seenggaknya sehari bisa dapat pemasukan Rp 2 juta, Kalau di Blok G nanti sepi, sekarang saja pedagang banyak yang pergi kan di Blok G," ujarnya.

Nini yang sudah 20 tahun berdagang di Pasar Senen mengatakan, harga sewa kios miliknya sebesar Rp 20 juta per tahun. Itu karena kiosnya terletak di dalam Pasar Senen Blok 5 lantai 2.

Pantauan Kompas.com, aktivitas jual beli di Pasar Senen sangatlah tinggi, terlebih sudah memasuki masa jelang pemilihan umum. Banyak para anggota calon legislatif yang memesan atribut kampanye di tempat tersebut.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menyebutkan, sepinya pembeli di Pasar Blok G disebabkan tidak adanya ciri khas dan karakteristik, seperti di blok-blok lainnya di Pasar Tanah Abang. Oleh karena itu, berkumpulnya tukang sablon dan spanduk diharapkan bisa menarik pengunjung untuk datang ke pasar itu.

Saat ini, tukang spanduk di Pasar Senen sudah memiliki konsumen tetap sehingga apabila para tukang spanduk pindah ke Blok G, konsumen akan mencari dan berbelanja di Blok G. Di samping itu, Pemprov DKI Jakarta juga tidak akan memperpanjang masa gratis sewa kios.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Megapolitan
Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com